MARKET NEWS

Simak Prospek Kinerja dan Target Harga Saham BIRD sebelum Investasi

Fiki Ariyanti 15/03/2024 13:27 WIB

Mau serok saham PT Blue Bird Tbk (BIRD)? Cek dulu kinerja dan target sahamnya sebelum trading.

Simak Prospek Kinerja dan Target Harga Saham BIRD sebelum Investasi (Foto MNC Media)

IDXChannel - Pengenaan royalti dua persen dari revenue pada Agustus 2023 menjadi katalis negatif bagi PT Blue Bird Tbk (BIRD). Namun manajemen tengah mensiasatinya dengan memperlebar pendapatan dari segmen non taksi yang memiliki marjin lebih tinggi. 

Analis Saham Panin Sekuritas, Andhika Audrey mengungkapkan, tahun ini, perseroan mengalokasikan dana sebesar Rp2,4 triliun untuk maintenance serta peremajaan armada dengan net add sebanyak 3.000 armada (taksi: 50%; non taksi 50%). Dana tersebut naik dibanding periode 2023 yang sebesar Rp2 triliun.

Ke depan, sambungnya, perseroan masih akan terus melakukan ekspansi dengan inisiatif menarik untuk memperebutkan pangsa pasar transportasi di Indonesia. 

"Kami merekomendasikan BUY dengan penyesuaian target harga ke Rp2.200. Walaupun secara seasonality kinerja BIRD relatif rendah pada semester I, namun kami melihat masih terdapat pertumbuhan khususnya dari beberapa inisiatif yang dilakukan manajemen untuk memperlebar porsi pendapatan non-taksi," ujar dia dalam risetnya, Jumat (15/3/2024).

"Serta komitmen BIRD terhadap sustainability lingkungan maupun masyarakat dengan berinvestasi kepada jaringan transportasi listrik hingga transportasi umum," sambung Andhika.

Walaupun begitu, dia juga melihat beberapa risiko di antaranya, rendahnya daya beli masyarakat serta melonjaknya utang perseroan akibat dari pembiayaan (~70% pinjaman) untuk belanja modal di 2024.

"Kami masih merekomendasikan BUY namun dengan penyesuaian target harga menjadi Rp2.200 (implied EV/EBITDA 5,95x di 2024) setara dengan -0,5x std.dev EV/EBITDA 5 tahun terakhir," jelas Andhika.

Melongok Capaian dan Proyeksi Kinerja BIRD

Andhika mengaku, Panin Sekuritas bertemu dengan manajemen BIRD untuk mendiskusikan performa perusahaan di akhir tahun 2023 hingga awal 2024, serta strategi dalam menghadapi festive season tahun ini yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. 

Menurut operasional matrik dari BIRD, Andhika mengestimasikan penjualan indikatif dari segmen taksi di 2023 sebesar Rp3,2 triliun dengan masing masing kenaikan avg operating fleets taksi reguler dan taksi eksekutif sebesar 15,8% atau naik 33,3% YoY. 

Sementara itu, untuk segmen taksi reguler per Februari 24 tercatat penurunan armada yang beroperasi sebesar 3,2% MoM seiring agenda Pemilu 2024 yang menyebabkan pengemudi kembali ke kampung halamannya untuk sementara waktu.

Maka dengan penurunan armada yang beroperasi average revenue per vehicle (ARPV) periode Februari 2024 meningkat sebesar Rp684 ribu (+6,8% MoM). 

"Namun kami juga mengestimasikan kenaikan ARPV ini disebabkan oleh adjustment harga taksi di area Jabodetabek yang mulai berlaku awal tahun ini dengan menggunakan skema harga berbeda per kilometer tertentu," jelas Andhika.

Ekspansi ke non taksi untuk meningkatkan profitabilitas melalui Cititrans. Cititrans berencana memperpanjang trayek dengan meluncurkan armada bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). 

Manajemen BIRD, diakui Andhika, telah mempersiapkan 10 unit armada bus dengan perkiraan chasis premium HINO RM 380, yang rencananya launching menyambut arus mudik 2024. 

Sementara itu, manajemen tengah mempersiapkan ekspansi beberapa rute untuk Bus Rapid Transit (BRT) Bandung yang sebelumnya bekerja sama dengan Big Bird, serta perseroan berpotensi untuk mendapatkan tender kontrak kerja sama pengadaan BRT di dua Provinsi lainnya tahun ini, yakni Jawa Timur dan Sumatera Utara. 

"Kami memandang positif atas kerja sama ini karena perseroan akan memperoleh pendapatan yang sifatnya fix income dengan kontrak yang relatif panjang (3-5 tahun)," terangnya.

Di sisi lain, kata Andhika, perseroan merealisasikan anggaran capex 2023 hingga akhir Desember 2023 sebesar Rp1,9 triliun dengan net additions 2.100 armada. Bagaimana dengan tahun ini? 

Perseroan, lanjutnya, mengalokasikan anggaran capex untuk 2024 sebesar Rp2,4 triliun yang akan digunakan perawatan armada dan peremajaan armada. Di mana target perseroan menambah 3.000 armada dengan porsi masing-masing segmen taksi dan non taksi sebesar 50%.

Golden Bird sendiri memiliki sekitar 6.000 armada saat ini yang memiliki potensi pertumbuhan lebih besar serta kontribusinya akan semakin meningkat. Rencananya Golden Bird akan melayani transaksi on-demand yang mekanismenya sama dengan ride hailing, namun memiliki kelas armada premium, 

Tujuan Perseroan adalah untuk memakan pangsa pasar ride hailing premium yang sudah ada (Gocar Lux dan Grab+) dengan harga lebih kompetitif.

Andhika menjelaskan, BIRD menargetkan pertumbuhan top line atau pendapatan 2023 di level ~20% YoY. Sedangkan 2024, manajemen kembali menargetkan pertumbuhan double digit dengan bottom line atau keuntungan relatif lebih rendah dari 2023.

Dari sisi utilisasi armada ditargetkan di level 83% pada 2024 (taksi reguler) dan 90% (taksi eksekutif). Bagaimana strategi menghadapi festive season tahun ini? 

"Kami mengestimasi kuartal I-2024 masih akan tetap rendah dan secara perlahan membaik mulai semester I ini, karena adanya budaya urbanisasi pasca lebaran yang menyebabkan tingginya permintaan perseroan," pungkas Andhika.

(FAY)

SHARE