Sinergi Inti (INET) Targetkan Laba Naik 20 Persen hingga Akhir 2023
PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menargetkan laba bersih tumbuh 20% hingga pengujung 2023.
IDXChannel - PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. Pascamencatatkan sahamnya, perseroan menargetkan laba bersih tumbuh 20% hingga pengujung 2023.
Perseroan pada kuartal I-2023 membukukan laba sebesar Rp515,06 juta. Capaian ini naik 28,29% dari periode yang sama 2022 sebesar Rp401,46 juta.
Sementara pendapatan ditargetkan meningkat 30% hingga akhir tahun ini. Adapun pendapatan perseroan pada tiga bulan pertama 2023 tercatat sebesar Rp6,50 miliar, naik 42,83% dari periode yang sama tahun lalu Rp4,55 miliar.
“Kami sudah menjajaki potensi pasar untuk mencapai target ini. Targetnya setelah penawaran umum ini kami bisa garap semuanya, terutama yang di Jawa,” kata Direktur Utama INET Muhammad Arif di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (24/7/2023).
Pascapenawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), Arif mengatakan bahwa perseroan berfokus untuk meningkatkan pengembangan infrastruktur. INET akan memfokuskan pengembangan infrastruktur di Pulau Jawa, khususnya di Jakarta.
INET memproyeksikan penambahan 52 point of presence (PoP) hingga akhir tahun ini, serta memperluas area pemasangan kabel optik fiber dari Jakarta ke Surabaya.
Sebagai informasi, PoP adalah lokasi fisik di mana penyedia layanan telekomunikasi atau Internet Service Provider (ISP) memiliki peralatan dan infrastruktur jaringan untuk menawarkan layanannya kepada pelanggan.
“Jadi memang kami harapkan dana IPO ini dapat untuk menyelesaikan infrastruktur yang memang sudah kita bangun sebelumnya,” ujar Arif.
Dia optimistis bisnis di bidang infrastruktur digital yang menjadi fokus perseroan akan mengalami pertumbuhan cukup tinggi. Itu menyusul peningkatan jumlah ISP di Indonesia yang masif, mencapai 20 perusahaan setiap bulannya.
“Jadi bisa dibilang dari pertumbuhan itu potensi pasar semakin tinggi dan saya belum melihat penurunan, apalagi di Jawa sendiri kebutuhan akan internet dan fiber optik masih tinggi,” tutur Arif.