Sinyal The Fed Pangkas Suku Bunga September, IHSG Sudah Antisipasi?
Pasar menyambut positif sinyal pemangkasan suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
IDXChannel – Pasar menyambut positif sinyal pemangkasan suku bunga dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).
Optimisme investor terhadap arah kebijakan moneter global dinilai menjadi katalis penting yang menopang sentimen, di tengah langkah Bank Indonesia (BI) yang lebih dahulu menurunkan suku bunga acuan.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai sinyal pemangkasan suku bunga dari The Fed menjadi katalis penting bagi pasar keuangan global, termasuk Indonesia.
“The Fed memberi sinyal akan memangkas suku bunga pada FOMC September, meskipun dengan nada yang penuh kehati-hatian dari Powell. Tapi, pasar menyambut positif,” ujar Michael, Senin (25/8/2025).
Ia menambahkan, arah kebijakan tersebut juga membawa dampak bagi Indonesia. “Ini juga akan memberikan angin segar bagi Indonesia karena sudah lebih dahulu melakukan pemangkasan,” imbuh Michael.
Salah satu efek yang paling terasa, menurut Michael, ada pada stabilitas nilai tukar. “Efek paling jelas adalah ketahanan dari currency rupiah terhadap dollar,” katanya.
Meski begitu, ia mengingatkan adanya potensi pasar sudah mengantisipasi sinyal tersebut.
“Ada potensi sudah terjadi priced in, karena market sudah mengantisipasi hal tersebut, terlihat dari IHSG yang menyentuh angka 8.000,” ujarnya. Karena itu, Michael menilai adanya koreksi wajar.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga istirahat sesi pertama Senin (25/8/2025), IHSG menguat 1,02 persen ke level 7.938,83.
Sebagai pengingat, Indeks acuan tersebut menembus level psikologis 8.000, tepatnya 8.017,07, untuk pertama kalinya pada perdagangan intraday 15 Agustus lalu.
Perubahan sikap dovish Ketua The Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole pekan lalu membuat kontrak berjangka (futures) memperkirakan peluang 84 persen adanya penurunan suku bunga seperempat poin pada September, serta setidaknya 100 basis poin pelonggaran hingga kisaran 3,25-3,5 persen pada pertengahan tahun depan.
Pergeseran kebijakan tersebut menekan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan dolar, sekaligus memberi angin segar bagi prospek laba korporasi. Namun, hal itu juga mencerminkan kekhawatiran The Fed terhadap risiko perlambatan tenaga kerja dan ekonomi.
“Kabar ini menguatkan pandangan kami bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan seiring melemahnya permintaan tenaga kerja. Risiko terhadap perkiraan kami soal perlambatan signifikan pertumbuhan global pada kuartal ini justru cenderung ke arah yang lebih positif,” kata Kepala Riset Ekonomi Global JPMorgan, Bruce Kasman, dikutip Reuters.
Sebelumnya, BI secara mengejutkan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,00 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu (20/8) pekan lalu, sebagai langkah memperkuat dukungan ekonomi dalam negeri di tengah ketidakpastian global.
Menurut catatan Reuters, ini menjadi pemangkasan kelima sejak September dan membawa suku bunga ke level terendah sejak akhir 2022.
Dari 29 ekonom yang disurvei Reuters, hanya lima yang memperkirakan pemangkasan. Sebagian besar lainnya menduga BI akan mempertahankan suku bunga.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini diambil berdasarkan asesmen menyeluruh, terutama seiring inflasi yang lebih rendah.
“Dengan mendasarkan asesmen, proyeksi, dan berbagai arah ke depan, RDG BI pada 19 dan 20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00 persen,” kata Perry dalam pengumuman hasil RDG BI periode Februari di Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Suku bunga Deposit Facility juga turun 25 bps menjadi 4,25 persen, demikian juga suku bunga Lending Facility turun 25 bps menjadi 5,75 persen
Perry menuturkan keputusan penurunan suku bunga BI Rate ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 di kisaran 2,5-1 persen.
"Juga terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian," katanya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.