Smelter Amman Mineral di NTB Resmi Beroperasi, Bagaimana Prospek Saham AMMN?
Investor terpantau merespons kabar peresmian smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) di NTB dengan aksi jual.
IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Investor terpantau merespons kabar ini dengan aksi jual.
Menjelang penutupan perdagangan sesi kedua, Senin (23/9/2024), saham AMMN turun 1,94 persen ke Rp10.125 per saham. Ini berlangsung seiring penguatan saham AMMN dalam beberapa waktu terakhir.
Sepanjang 2024 berjalan, AMMN naik lebih dari 50 persen secara year-to-date (ytd).
Head of Research Retail PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai saham cenderung downtrend. Menurut analisanya, volume penjualan AMMN masih berlangsung.
“Dari sisi indikator MACD dan Stochastic juga masih menunjukkan pelemahan,” kata Didit sapaan akrabnya kepada IDX Channel, Jakarta, Senin (23/9/2024).
Investor direkomendasikan untuk wait and see melihat situasi market. Adapun stop loss dipasang di level Rp9.825, dengan resistance di Rp10.325 per saham.
Senada, Senior Invesment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta menilai harga saham AMMN mengalami breakdown dari batas terendah ada parallel channel.
Nafan merekomendasikan investor untuk hold terlebih dahulu.
“Hold dulu, support yang akan diuji adalah pada Rp8.650,” ujarnya kepada IDX Channel.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan nilai investasi sebesar Rp21 triliun.
Smelter ini mampu mengolah konsentrat tembaga menjadi katoda, logam mulai emas, perak, hingga asam sulfat.
Jokowi mengungkapkan, proyek penambangan di Sumbawa Barat yang dikerjakan oleh Amman Mineral mengolah 900 ribu ton konsentrat per tahun. Sehingga, smelter baru Amman ini nantinya memiliki kapasitas produksi 220 ribu ton katoda tembaga, 18 ton emas, 55 ton perak, dan 850 ribu ton asam sulfat by product.
(Dhera Arizona)