Smelter Seng Ditargetkan Beroperasi 2023, Ini Sejarah Saham ZINC
ZINC merupakan emiten pertambangan yang fokus mengeksplorasi seng dan timbal.
IDXChannel—Sejarah saham ZINC, atau Kapuas Prima Coal Tbk., dapat ditarik hingga pendiriannya pada Juli 2005. Meskipun demikian, perseroan baru beroperasi lima tahun kemudian, yakni pada 2010.
Komoditas yang pertama kali ditambang oleh perseroan adalah bijih besi. Kemudian secara bertahap, perusahaan mulai menambang bahan mineral lain, yakni seng dan galena-timbal. ZINC mengekspor hasil produksinya ke luar negeri.
Saat ini, ZINC mengantongi dua izin usaha pertambangan operasi produksi:
Izin atas area seluas 2.100 hektare di Belantikan Raya, Kalimantan Tengah. Izin berlaku sejak 27 Januari 2010 hingga 6 September 2037.
Izin atas area seluas 3.469 hektare, juga di Belantikan Raya, Kalimantan Tengah, yang berlaku sejak 31 Juli 2012 hingga 30 Juli 2032.
ZINC juga membangun smelter timbal berkapasitas input 40.000 ton, dan output maksimal 20.000 ton per tahun. Pembangunan smelter ini dilakukan bersama PT Indonesia Royal Resources. Selain itu, ZINC juga tengah membangun smelter seng berkapasitas 83.000 ton, dan ditargetkan dapat beroperasi pada 2023.
Induk usaha Kapuas Prima Coal adalah PT Sarana Inti Selaras dengan kepimilikan saham sebesar 10,09%, namun pemegang saham utama perseroan adalah Tan Ali Susanto dan Jo Muryani.
Otoritas Jasa Keuangan memberikan pernyataan efektif pada 10 Oktober 2017 kepada Kapuas Prima Coal untuk melakukan penawaran saham perdana sebanyak 550.000.000 dengan nilai nominal Rp100/saham, dengan harga penawaran Rp140/saham. BEI mencatatkan saham-saham tersebut pada 16 Oktober 2017.
Laporan Keuangan ZINC
Hingga akhir kuartal III/2022, ZINC mencetak laba bersih senilai Rp12,95 miliar. Perolehan itu menurun 80% dari capaian pada periode yang sama tahun lalu, yakni Rp65,45 miliar.
Penurunan tersebut dikontribusi oleh penjualan yang menurun 11%, dari Rp612,59 miliar menjadi Rp551,81. Tahun depan, ZINC berencana untuk mengakuisisi beberapa pertambangan hingga 2024. (NKK)