MARKET NEWS

SMGR Targetkan Ekspor 5 Juta Ton Semen Pasca Akuisisi SMCB

Fahmi Abidin 12/02/2019 14:15 WIB

Perseroan menargetkan mampu mengekspor 5 juta ton semen sepanjang 2019 pasca akuisisi Holcim Indonesia.

SMGR Targetkan Ekspor 5 Juta Ton Semen Pasca Akuisisi SMCB. (Foto: Sindonews)

IDXChannel - Pasca PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mengakuisisi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) menjadi produsen semen terbesar di Indonesia karena memiliki pangsa pasar besar dan leader market. Perseroan menargetkan mampu mengekspor 5 juta ton semen sepanjang 2019.

Hal yang dilakukan SMGR tersebut tidak lain untuk mempertahankan pangsa pasarnya, khususnya di luar negeri, SMGR menargetkan bisa mengekspor 5 juta ton semen atau naik 67% dari total ekspor Semen Indonesia Group tahun lalu sebesar 3 juta ton.

Disebutkan Sekretaris Perusahaan SMGR Agung Wiharto, target tersebut dapat tercapai lantaran perusahaan telah mengakuisisi saham mayoritas PT Holcim Indonesia Tbk dan mengubah namanya menjadi Solusi Bangun Indonesia. Akuisisi itu dilakukan oleh PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIBB), anak usaha Semen Indonesia pada akhir Januari lalu.

“Kami berharap ekspor Semen Indonesia Group yang tahun kemarin mencapai 3 juta ton, kami harapkan bisa 4-5 juta ton di tahun ini,” katanya seperti dikutip Okezone, di Jakarta, Selasa (12/2).

Menurut Agung, kondisi itu tidak terlepas dari kondisi pasar di dalam negeri, karena pasar domestik masih menjadi prioritas. Ekspor Semen Indonesia Group, sebelum bergabung mengambilalih Holcim, mencapai 8% dari total penjualan.

Sementara itu, dari sisi penjualan, Agung memperkirakan, secara industri di tahun ini, pasar domestik akan tumbuh 4-5%. Adapun dari sisi kapasitas produksi, dengan mengakuisisi Holcim, kapasitas produksi domestik Semen Indonesia meningkat dari sebelumnya 38 juta ton per tahun menjadi 50 juta ton per tahun. Ini belum termasuk dengan kapasitas produksi pabrik Thang Long Cement Joint Stock Company (TLCC) di Vietnam sebesar 3 juta ton.

Agung Wiharto menambahkan, dengan akuisisi itu diharapkan dari sisi rantai pasokan (supply chain) dapat lebih terintegrasi. Sebagai contoh, selama ini Semen Indonesia belum mempunyai pabrik di Aceh, maka dengan tambahan pabrik di Lhoknga bisa membantu distribusi di wilayah Sumatera Barat.

Kemudian pasca akuisisi Holcim Indonesia, SMGR akan melakukan mandatory tender offeratas sisa saham publik di PT Holcim Indonesia Tbk. Disampaikan Agung, sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka, maka perseroan berkewajiban untuk membeli sisa saham publik setelah mengambil alih lebih dari 80% saham. Pihaknya menyebut telah melaporkan kepada OJK untuk prosesmandatory tender offer(MTO).

Adapun, harga pembelian yang dilaporkan senilai Rp2.097 per saham. Transaksi tersebut telah dilakukan pada 31 Januari 2019. Selain itu, dua anak perusahaan PT Holcim Beton dan PT Lafarge Cement Indonesia berganti nama menjadi PT Solusi Bangunan Beton dan PT Solusi Bangunan Andalas. (*)

SHARE