Starlink Luncurkan Satelit Direct to Cell, Saham TLKM-ISAT Merah
Saham-saham operator seluler dan menara telekomunikasi kompak berguguran pada perdagangan hari ini (7/1).
IDXChannel - Sektor saham infrastruktur menjadi sektor yang mengalami pelemahan terdalam sebesar 0,53 persen pada sesi I perdagangan hari ini, Senin (7/1). Saham-saham operator seluler dan menara telekomunikasi kompak berguguran.
Hingga pukul 14.31 WIB, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) melemah 0,96 persen ke harga Rp3.100, saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) anjlok 7,89 persen ke level 35, dan saham PT Indosat Tbk (ISAT) terkoreksi 2,34 persen ke 10.450.
Selanjutnya aham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) terpangkas 1,06 persen ke harga Rp1.875, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) turun 1,55 persen ke 635, dan saham PT Link Net Tbk (LINK) melemah 0,78 persen ke 1.280.
Pun dengan saham PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) merosot 2,86 persen ke 34, serta PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) turun 1,27 persen ke 310.
"Pelemahan terdalam dicatatkan oleh sektor infrastruktur sebesar 0,53 persen yang disebabkan oleh sentimen negatif rencana peluncuran satelit direct to cell di tengah sengkarut kebocoran data pada Pusat Data Nasional (PDN)," tulis riset harian Panin Sekuritas, Senin (7/1).
Saat ramai server PDN Kominfo diretas, muncul kabar terbaru soal Starlink yang akan menawarkan layanan telepon langsung ke seluler Starlink atau direct to cell pada musim gugur 2024. Di AS, pengajuannya sudah ada di meja Komisi Komunikasi Federal (FCC).
VP Engineering Starlink, Michael Nicolls dalam postingan di X menyatakan, Starlink telah mengaktifkan 26 satelitnya untuk mengoperasikan layanan direct to cell. Starlink mengalami percepatan pertumbuhan lewat peluncuran Falcon.
Pihaknya telah memiliki 221 Satelit Ku dengan kemampuan frounthaul 20 Tbps dan mencatat 11 peluncuran hingga 1 Juni 2024.
Hal ini langsung direspons Kementerian Komunikasi dan Informatika. Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo, Ismail mengatakan, layanan direct to cell tidak serta merta dapat diberikan kepada Starlink saat ini.
“Mengingat belum ada regulasi yang mengatur penyelenggaraannya dan berpotensi interferensi dengan frekuensi jaringan seluler yang eksklusif digunakan oleh para operator seluler,” kata dia dari keterangan resmi, Senin (24/6).
Layanan telepon langsung berarti tanpa perantara operator seluler. Hal yang sempat menjadi perhatian manajemen PT Telkom dalam sebuah rapat dengan anggota DPR.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah menambahkan, direct to cell Starlink akan dikembangkan di Indonesia. Hal ini berpotensi mengancam layanan seluler. Hanya tunggu waktu layanan ini masuk karena di Amerika Serikat (AS) tengah diuji coba.
Ririek menambahkan, Starlink dengan tahap layanan internet satelit orbit rendah (Low Earth Orbit/LEO) kini masuk ke segmen ritel atau business to consumer (B2C). Sebelumnya Starlink bekerja sama dengan anak usaha Telkom, Telkomsat dengan skema business to business (B2B) lewat kerja sama dengan perusahaan.
Ekspansi bisnis Starlink dari SpaceX ini berpotensi mengancam bisnis Telkom.
“Starlink tumbuh pesat di mana pada 2022, saat kami merintis untuk layanan backhaul bagi operator-operator telekomunikasi," kata Direktur Wholesale dan Layanan Internasional Telkom, Bogi Witjaksono.
"Tidak lama setelah itu di 2024 sudah mengembangkan layanan langsung ke konsumen. Memungkinkan Starlink bisa mengakses langsung dalam waktu dekat, walau sekarang untuk kebutuhan darurat dan pesan singkat,” tuturnya.
(FAY)