Stock Split Lusa, Begini Kinerja Saham dan Keuangan Harum Energy
Investor memborong saham HRUM pada hari terakhir sebelum resmi stock split (pemecahan nilai nominal saham) dengan rasio 1:5 pada Kamis lusa (2/6/2022).
IDXChannel – Harga saham emiten batu bara PT Harum Energy Tbk (HRUM) menguat pada lanjutan sesi I perdagangan Selasa (31/5/2022). Investor memborong saham HRUM pada hari terakhir sebelum resmi stock split (pemecahan nilai nominal saham) dengan rasio 1:5 pada Kamis lusa (2/6/2022).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.50 WIB, harga saham HRUM naik 1,97% ke Rp11.675 per saham dengan nilai transaksi Rp100,04 miliar dan volume perdagangan 8,61 juta saham.
Penguatan hingga siang ini membuat saham HRUM sudah naik selama 3 hari beruntun.
Alhasil, dalam sepekan harga saham HRUM menguat 7,34%. Sejak awal tahun (year to date/ytd), harga saham emiten milik pengusaha Kiki Barki ini tumbuh 13,08%.
Sebagai informasi, Kiki Barki merupakan orang terkaya Indonesia ke-27 pada 2021 versi Forbes.
Mengacu data Forbes, kekayaan Kiki Barki mencapai US$1,6 miliar pada akhir 2021 seiring melesatnya kinerja keuangan HRUM yang tercermin lewat harga sahamnya.
Rapor Keuangan Ciamik, Saham Melejit
Kalau menilik data historis, harga saham HRUM sempat menyentuh level penutupan tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada 18 April 2022 di harga Rp14.075 per saham. Ini terjadi sehari sebelum pihak Harum Energy mengumumkan akan melakukan stock split (19 April 2022) di website BEI.
Aksi stock split HRUM sendiri dilakukan seiring kinerja harga saham perusahaan yang cemerlang di tengah laporan keuangan yang ciamik.
Dari sisi harga saham, dalam setahun terakhir saham HRUM telah terbang 126,70%. Sementara, selama 3 tahun belakangan meroket 688,85%.
Secara kinerja keuangan, Harum Energy berhasil membukukan kenaikan laba sekitar 25,6 persen sepanjang 2021, di mana perseroan mampu mencetak laba bersih USD74,13 juta di akhir tahun lalu.
Sementara itu, kenaikan laba bersih HRUM sejalan dengan peningkatan pendapatan senilai USD336,2 juta sepanjang 2021. Bahkan Realisasi melonjak signifikan sebesar 113 persen dari pendapatan tahun sebelumnya yang hanya USD157,8 juta.
Kinerja teranyar, emiten yang melantai di bursa pada 2010 silam ini membukukan total pendapatan sebesar USD152,17 juta pada kuartal I/2022. Capaian itu tumbuh 166,60% dibandingkan pendapatan periode sama tahun lalu senilai USD57,08 juta.
Adapun, laba bersih perseroan melesat 255,05% dari USD17,68 juta menjadi USD62,80 juta. Dengan demikian laba per saham dasar perseroan tumbuh menjadi USD0,023, dari sebelumnya USD0,006.
Ekspansi ke Tambang Nikel
Harum Energy juga terus berupaya melakukan diversifikasi usaha dengan melanjutkan ekspansinya ke bisnis nikel. Ekspansi tersebut diantaranya dilakukan dengan mengambil alih 250.000 saham baru milik PT Westrong Metal Industry (WMI) yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pemurnian nikel (smelter).
Sebagaimana disampaikan lewat keterbukaan informasi perusahaan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/5/2022), proses pengambilalihan saham dilakukan HRUM melalui salah satu anak usahanya, yaitu PT Harum Nickel Industry (HNI). Nilai transaksi disepakati sebesar 75 juta dolar AS untuk 20 persen kepemilikan saham WMI.
Sebelumnya, Harum Energy sendiri telah mendapatkan restu pemegang saham untuk menggelar stock split ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 11 Mei 2022.
Menurut penjelasan manajemen dalam keterbukaan informasi pada 19 April 2022, aksi stock split ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di BEI dan juga untuk menjadikan harga saham HRUM menjadi lebih terjangkau bagi para investor ritel.
Apabila mengacu pada data harga saham hingga siang ini di Rp11.675 per saham, harga saham HRUM pasca-stock split akan menjadi Rp2.335 per saham. (ADF)