MARKET NEWS

Strategi Sepatu Bata (BATA) Pulihkan Kinerja Usai Cetak Rugi 

Dinar Fitra Maghiszha 07/10/2024 16:57 WIB

BATA menyiapkan strategi untuk memulihkan kinerja setelah mencetak rugi Rp127,34 miliar pada semester I-2024.

Strategi Sepatu Bata (BATA) Pulihkan Kinerja Usai Cetak Rugi (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menyiapkan strategi untuk memulihkan kinerja setelah mencetak rugi Rp127,34 miliar pada semester I-2024.

Manajemen mengakui terjadi pelemahan permintaan pasar domestik pasca-pandemi Covid-19, ditambah ketatnya persaingan pasar alas kaki.

Di sisi lain, utang jangka pendek BATA juga melebihi nilai aset lancarnya sebesar Rp122 miliar, sehingga mengancam kemampuan bayar perusahaan.

Bagi manajemen, perusahaan fokus mengelola modal kerja demi memenuhi kewajiban yang jatuh tempo kepada kreditur.

“Kemampuan Grup untuk melanjutkan kelangsungan usahanya bergantung pada kemampuannya untuk mengelola modal kerja yang tersedia,” kata manajemen dalam laporan keuangan, Senin (7/10/2024).

Manajemen BATA menyebut, perseroan akan melakukan renovasi toko dengan harapan dapat meningkatkan lalu lintas pelanggan di seluruh gerai.

Strategi itu diikuti oleh fokus meningkatkan harga jual rata-rata (average selling prices) “melalui koleksi produk eksklusif dengan margin lebih tinggi,” ujar dia.

Dari sisi likuiditas, manajemen mendorong implementasi efisiensi khususnya dalam mengelola biaya operasional.

Setelah menjual ‘Graha Bata’, sebuah gedung kantor pusat BATA di Jakarta Selatan, opsi untuk kembali menjual properti juga kembali dihadirkan manajemen. “Menjual properti yang tidak terpakai,” ujar dia.

Diketahui, penjualan usaha BATA turun 22,47 persen yoy menjadi Rp260,29 miliar, yang sebagian besar dikontribusikan oleh pendapatan eceran mencapai Rp231,12 miliar.

Kanal penjualan daring hanya menyerap sebesar Rp28,39 miliar, dengan nilai ekspor sejumlah Rp776 juta, demikian menurut laporan keuangan audited BATA di keterbukaan informasi, Senin (7/10/2024).

Secara operasional, laba kotor BATA mencapai Rp93,2 miliar. Sayangnya, angka ini habis oleh sederet ongkos penjualan hingga beban restrukturisasi perusahaan. Alhasil rugi sebelum pajak BATA menembus Rp129,07 miliar.

(DESI ANGRIANI)

SHARE