Sudah di Bawah Harga IPO, Market Cap NCKL Menguap Rp23 Triliun
Saham emiten nikel Grup Harita PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) kembali merosot di awal perdagangan Senin (15/5/2023), melanjutkan pelemahan sejak Selasa p
IDXChannel – Saham emiten nikel Grup Harita PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) kembali merosot di awal perdagangan Senin (15/5/2023), melanjutkan pelemahan sejak Selasa pekan lalu (9/5).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.53 WIB, saham NCKL turun 3,81 persen ke Rp1.015 per saham. Nilai transaksi perdagangan saham tersebut mencapai Rp31,80 miliar dan volume perdagangan 31,57 juta saham.
Dengan ini, saham NKCL sudah 5 hari beruntun berkubang di zona merah. Seiring dengan itu, kapitalisasi pasar (market cap) NCKL sudah turun hingga Rp23 triliun.
Kini, NCKL memiliki market cap Rp63,10 triliun. Harga saham perusahaan juga sudah lebih rendah dibandingkan harga penawaran saham perdana (IPO) Rp1.250 per saham.
Informasi saja, dalam IPO tersebut, perseroan menawarkan sebanyak 7,99 miliar atau sebesar 12,67% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Dengan harga penawaran tersebut, perseroan berpotensi mengantongi dana segar sebesar Rp9,99 triliun.
Selain itu, perseroan mengalokasikan saham sebesar 0,44% dari jumlah saham yang ditawarkan untuk program alokasi saham kepada karyawan perseroan atau Employee Stock Allocation (ESA), yaitu sebanyak 35 juta saham dengan harga pelaksanaan yang sama dengan harga IPO.
Perseroan saat ini memiliki dan mengoperasikan dua proyek pertambangan nikel ateritaktif. Pertama seluas 4.247 hektare di Kawasi yang dioperasikan oleh NCKL and 1.277 hektare di Loji yang dioperasikan oleh entitas anak, yakni PT Gane Permai Sentosa. Keduanya terletak di Pulau Obi, Provinsi Maluku Utara.
Selain itu, sampai dengan saat ini, entitas anak perseroan memiliki dua prospek pertambangan nikel yaitu PT Obi Anugerah Mineral seluas 1.775 hektare dan PT Jikodolong Megah Pertiwi dengan luas 1.885 hektare, yang keduanya juga berlokasi di Pulau Obi. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.