MARKET NEWS

Suku Bunga Fed Diprediksi Turun 25 Bps, Bagaimana Nasib Wall Street Pekan Depan?

Dinar Fitra Maghiszha 15/12/2024 07:25 WIB

Pelaku pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street bersiap menyambut keputusan suku bunga Federal Reserve (Fed) pada pekan depan.

Suku Bunga Fed Diprediksi Turun 25 Bps, Bagaimana Nasib Wall Street Pekan Depan?

IDXChannel - Pelaku pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street bersiap menyambut keputusan suku bunga Federal Reserve (Fed) pada pekan depan.

Bank sentral AS diperkirakan kuat kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), seiring ekspektasi pasar yang tinggi terhadap pelonggaran moneter lebih lanjut.

Ini tercermin dari indikator CME Group, FedWatch, yang menunjukkan kemungkinan 96 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada Rabu waktu AS (Kamis dini hari waktu Indonesia).

Kendati menemui kejelasan, proyeksi untuk tahun depan menjadi lebih kabur. Pasar memperkirakan Fed Funds Rate (FFR) akan turun maksimal ke level 3,8 persen pada akhir 2025.

Sinyal perlambatan laju pemangkasan suku bunga mulai merebak, seiring laju pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam yang kuat, ditambah inflasi yang belum menunjukkan penurunan signifikan, sehingga menjadi tantangan bagi kebijakan moneter The Fed.

Melansir Investing, Minggu (15/12/2024) waktu Jakarta, Gubernur Fed, Jerome Powell sebelumnya menyatakan ketahanan ekonomi AS saat ini melebihi ekspektasi mereka. 

Hal ini memberikan peluang bagi bank sentral untuk bersikap lebih hati-hati dalam memutuskan langkah pelonggaran moneter masa mendatang.

Selain itu, faktor politik dalam negeri, seperti terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden juga menambah kecemasan. 

Kebijakan Trump dikenal pro-pertumbuhan, salah satunya tarif impor yang agresif, yang diperkirakan dapat memicu tekanan inflasi lebih besar di masa depan.

Mengukur Arah Indeks Wall Street

Sentimen pasar secara keseluruhan masih cukup optimistis, meskipun beberapa indikator teknikal mengisyaratkan perlunya jeda setelah reli sejak awal November.

Nasdaq Composite (.IXIC) sempat mencatat rekor baru dengan menembus level 20.000 untuk pertama kalinya pekan lalu, sehingga mendorong kenaikan 32 persen secara year-to-date (ytd), sementara indeks S&P 500 (.SPX) naik sekitar 27 persen ytd.

Investing melaporkan Nasdaq masih cenderung mengalami konsolidasi jangka pendek, setelah all-time high

Di sisi lain, optimisme pasar sedikit teredam oleh imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS juga memberikan sinyal waspada. Yield obligasi tenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam tiga minggu terakhir ke level 4,38 persen pada Jumat. 

Kenaikan ini mendekati ambang 4,5 persen, yang oleh sebagian analis dianggap dapat memicu volatilitas pasar saham.

(Fiki Ariyanti)

SHARE