Suku Bunga The Fed Siap Turun di September 2024, Saham CTRA-LPKR Bergairah
Sektor saham properti menjadi sektor yang mengalami penguatan terbesar pada penutupan perdagangan sesi I hari ini (8/8), yakni sebesar 1,49 persen.
IDXChannel - Sektor saham properti menjadi sektor yang mengalami penguatan terbesar pada penutupan perdagangan sesi I hari ini (8/8), yakni sebesar 1,49 persen kendati IHSG mengalami koreksi tipis 0,09 persen ke level 7.205.
Kenaikan sektor saham properti ini ditopang oleh adanya potensi penurunan suku bunga The Fed pada September 2024 yang semakin kuat dari perkiraan sebelumnya.
"Penguatan sektor properti seiring dengan munculnya harapan adanya pemangkasan suku bunga lebih cepat dari The Fed, yakni di September 2024 sebelumnya ekspektasi di November 2024," tulis riset harian Panin Sekuritas, siang ini.
Saham-saham properti hingga pukul 13.47 WIB terpantau kompak menguat. Saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melonjak 9,23 persen ke harga Rp71, saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) melesat 14,29 persen ke harga Rp8, saham PT Triniti Dinamik Tbk (TRUE) lompat 7,69 persen ke harga Rp14.
Sementara itu, saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) naik 3,17 persen ke harga Rp1.300, saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mendaki 3,03 persen ke harga Rp136, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menanjak 3,06 persen ke harga Rp101.
Pun dengan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menguat 1,90 persen ke harga Rp1.075, saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) naik 2,71 persen ke harga Rp454, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) naik 3,42 persen ke harga 605, dan saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) loncat 4,48 persen ke harga 140.
Demikian juga saham PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) naik 2,94 persen ke Rp105, saham PT Intiland Development Tbk menguat 1,61 persen ke Rp174, PT Sentul City Tbk (BKSL) naik 2,33 persen ke harga Rp44, dan saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) yang menguat di level Rp5.225.
Sebelumnya, rilis data ketenagakerjaan nonfarm payrolls Amerika Serikat (AS) jatuh lebih rendah dibandingkan ekspektasi konsensus pasar.
Kondisi pasar tenaga kerja yang melambat semakin dikonfirmasi dengan data pekerjaan tercatat di luar pertanian (nonfarm payrolls/NFP) yang hanya bertambah 114 ribu, jauh dari estimasi pasar yang proyeksi adanya penambahan tenaga kerja 179 ribu ke 175 ribu pekerjaan.
Tingkat pengangguran AS pada Juli 2024 juga melonjak ke 4,3 persen dari sebelumnya 4,1 persen pada Juni 2024. Hal ini membawa kesimpulan pelaku pasar bahwa ancaman resesi meningkat di AS, kemudian memicu kekhawatiran akan terjadinya hard landing karena bank sentral AS dinilai lambat melakukan quantitative easing seperti yang terjadi saat pandemi Covid-19 lalu.
Pelemahan data ekonomi AS meningkatkan ekspektasi The Fed untuk menurunkan suku bunga beberapa kali pada tahun ini mengikuti bank sentral lain yang sudah mulai menurunkan suku bunga acuannya.
(Fiki Ariyanti)