MARKET NEWS

Suku Bunga Tinggi, Bank of Korea Minta Warga Korsel Tarik Investasi di Luar Negeri

Febrina Ratna 12/10/2022 13:46 WIB

BoK berupaya menahan won Korea di tengah kenaikan suku bunga. Caranya dengan meminta investor Korsel investasi di dalam negeri.

Suku Bunga Tinggi, Bank of Korea Minta Warga Korsel Tarik Investasi di Luar Negeri. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Gubernur Bank of Korea, Rhee Chang Yong, mulai kewalahan dalam menghadapi kenaikan suku bunga tinggi. Terlebih lagi hal itu diberlakukan oleh Federal Reserve (The Fed) untuk menekan inflasi sekaligus mendukung mata uang.

Bank sentral Korea akhirnya memutuskan untuk mengejar kesenjangan kebijakan Federal Reserve dengan menaikkan tingkat pembelian kembali tujuh hari sebesar setengah poin persentase ke level tertinggi 10 tahun sebesar 3%.

Namun, dua anggota dewan menentang langkah tersebut karena khawatir terjadi perlambatan pertumbuhan dan penurunan di pasar properti.

"Ada banyak ketidaksepakatan atas laju kenaikan November di antara anggota dewan," kata Rhee Chang-yong, Gubernur Bank of Korea dilansir dari Bloomberg, Rabu (12/10/2022).

BOK baru saja merespons kenaikan suku bunga oleh The Fed sebagai langkah melawan inflasi. Pengambilan keputusan yang singkat itu, menunjukkan urgensi BOK untuk melawan arus keluar modal yang membawa won ke level terendah dalam 13 tahun silam.

Bagi Rhee, langkah penyeimbangan itu cukup canggung untuknya. Sementara bank sentral lainnya berupaya menghadapi inflasi tanpa membiarkan mata uang mereka anjlok.

“Volatilitas valuta asing di seluruh dunia sangat bergantung pada ekspektasi untuk dolar yang lebih kuat,” kata Rhee.

"Pasar keuangan internasional telah terguncang oleh laju pengetatan di AS, tetapi mereka juga bisa berbalik tajam jika AS berhenti menaikan suku,” sambungnya.

Mata uang Won mungkin saja bisa menguat jika The Fed menghentikan pengetatan kebijakannya. Meskipun ada kemungkinan kenaikan suku bunga yang lambat oleh BOK kedepannya.

Terbukti setelah Rhee mengungkapkan pernyataannya, Won menguat setidaknya 0,7% menjadi 1425,20 terhadap dolar.

Rhee juga memperingatkan para investor yang berinvestasi ke luar negeri untuk membawa kembali uang mereka ke rekening keuangan yang lebih baik di dalam negeri.

"Rhee terus membela won dengan mengatakan kepada investor bahwa mereka harus mempertimbangkan untuk mengubah strategi investasi asing mereka, dan bahwa won bukan satu-satunya mata uang yang melemah secara global -- yang semuanya harus menawarkan bantuan untuk mata uang itu," kata So Jaeyong, seorang ekonom dari Bank Shinhan dikutip dari Bloomberg, Rabu (12/10/2022).

Pengetatan kebijakan The Fed memperburuk kinerja mata uang Asia yang sedang berkembang. Won sendiri menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di Asia setelah Yen Jepang.

“Kami menyadari bahwa ada ketidakpastian yang sangat tinggi dan jika risiko penurunan terjadi pada ekonomi global, pertumbuhan Korea akan menderita,” Martin Kaufman, kepala misi untuk Korea di IMF, Rabu (12/10/2022).

(FRI/ Ribka Christiana)

SHARE