Surge (WIFI) Rights Issue di Harga Rp2.000, Potensi Raup Rp5,89 Triliun
PT Solusi Sinergi Digital Tbk atau Surge (WIFI) akan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
IDXChannel - PT Solusi Sinergi Digital Tbk atau Surge (WIFI) akan melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Perseroan berencana menerbitkan sebanyak 2,94 miliar saham yang mewakili sebanyak-banyaknya 55,56 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Setiap pemegang empat saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) perseroan pada 13 Juni 2025 pukul 16.00 WIB berhak atas lima HMETD, di mana setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru dengan harga Rp2.000 per saham.
Jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam aksi korporasi ini sebanyak-banyaknya Rp5,89 triliun.
Harga Rights Issue Rp2.000 per Saham
Dalam aksi korporasi ini, PT Investasi Sukses Bersama (ISB) menyatakan akan melaksanakan haknya sejumlah 1,48 miliar HMETD yang dimilikinya melalui Surat Pernyataan 8 April 2024 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp2.000, sehingga keseluruhan ISB akan melaksanakan pelaksanaan HMETD sejumlah Rp2,97 triliun.
Penggunaan Dana Rights Issue
Dana hasil rights issue ini seluruhnya akan digunakan untuk penambahan modal ke entitas anak perseroan, PT JIA. Selanjutnya, JIA akan menyalurkan dana tersebut kepada PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE)
Secara rinci, sebesar Rp5,8 triliun akan digunakan untuk pembangunan jaringan FTTH (Fiber To The Home) untuk 4 juta homepass yang berlokasi di Pulau Jawa.
Biaya pembangunan tersebut terdiri dari perangkat Optical Line Terminal (OLT), Optical Distribution Cabinet (ODC), Fiber Optic Distribution Wire, Optical Distribution Point (ODP), Drop Wire, Optical Network Terminal (ONT), serta biaya jasa penggelaran.
Adapun vendor maupun kontraktor yang ditunjuk oleh IJE untuk melakukan pembangunan adalah pihak ketiga yang kredibel dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
“IJE masih melakukan review untuk setiap penawaran-penawaran dari vendor maupun kontraktor IJE, yang diestimasikan penandatanganan perikatan dengan vendor maupun kontraktor tersebut akan dilaksanakan selambat-lambatnya pada akhir kuartal II-2025,” demikian dikutip dari prospektus pada Jumat (11/4/2025).
IJE melakukan pembangunan jaringan FTTH (Fiber To The Home) untuk melakukan penetrasi pasar dengan menyalurkan internet murah dengan harga langganan Rp100 ribu per bulan yang diproyeksikan menjadi sumber pendapatan utama IJE.
“Sisanya akan digunakan sebagai modal kerja IJE, namun tidak terbatas untuk biaya pembelian perlengkapan penunjang, biaya pengembangan layanan, biaya pemasaran, biaya pelatihan serta biaya overhead lainnya,” kata prospektus.
Rights issue ini telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 4 September 2024. WIFI juga telah mengajukan dokumen pendaftaran pertama kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 10 April 2025 dan saat ini sedang menunggu tanggapan.
(Fiki Ariyanti)