Susul Inggris, Polandia Siap Bekukan Harga Energinya Tahun Depan
Dalam beberapa waktu terakhir, kenaikan harga listrik telah menjadi salah satu penyumbang utama atas lonjakan inflasi yang mencapai 6,1 persen.
IDXChannel - Pemerintah Polandia tengah bersiap melakukan pembekuan harga energi mulai 2023 mendatang demi melindungi warganya dari ancaman lonjakan harga di tengah krisis energi yang tengah berkecamuk.
Kebijakan serupa sebelumnya juga telah diambil oleh Perdana Menteri Inggris, Liz Truss, yang membekukan tagihan energi di negaranya untuk dua tahun ke depan. Dengan lonjakan tagihan yang saat ini telah mencapai 3.500 poundsterling per tahun, Truss membekukan tagihan menjadi maksimal tidak lebih dari 2.500 poundsterling per tahun.
Bedanya, jika Truss memilih untuk mematok batas atas tagihan energi per rumah tangga, pemerintah Polandia membekukan harga listrik, sembari memberikan insentif pada rumah tangga yang mampu melakukan penghematan minimal 10 persen dari tagihan tahun sebelumnya.
Dalam beberapa waktu terakhir, kenaikan harga listrik telah menjadi salah satu penyumbang utama atas lonjakan inflasi yang mencapai 6,1 persen. Atas lonjakan tersebut, daya beli masyarakat pun dinilai melemah cukup signifikan.
“Kami telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa listrik untuk setiap keluarga, untuk rumah tangga hingga 2.000 kilowatt (jam), berada pada harga tetap," ujar Ketua Partai Hukum dan Keadilan (PiS), Jaroslaw Kaczynski, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (14/9/2022).
Sebagai informasi, PiS merupakan salah satu partai besar dan berpengaruh di Polandia, yang merupakan bagian dari partai pendukung pemerintah Polandia saat ini.
“Selain pembekuan (harga listrik), untuk mereka yang bisa mengurangi konsumsi dibanding tahun sebelumnya minimal 10 persen, mereka akan mendapat tambahan diskon,” tutur Kaczynski.
Langkah pembekuan dan diskon ini jadi menambah serangkaian rencana yang diambil pemerintah, seperti keringanan pajak, subsidi BBM untuk rumah tangga, dan langkah-langkah lainnya.
Pemimpin PiS juga mengatakan bahwa pemerintah sedang dalam pembicaraan dengan bank-bank yang dikendalikan negara, dengan tujuan untuk meningkatkan suku bunga sekitar tujuh hingga delapan persen, dengan harapan dapat menekan inflasi ke arah yang lebih rendah. (TSA)
Penulis: Bayu Rama