Susut 8,86 Persen, Medco Energi (MEDC) Raup Laba Rp1,22 Triliun
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatatkan penurunan laba bersih di kuartal pertama 2023 sebesar 8,86%.
IDXChannel - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatatkan penurunan laba bersih di kuartal pertama 2023 sebesar 8,86%.
Laba bersih perseroan tercatat sebesar USD82,05 juta atau Rp1,22 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD90,03 juta.
Sementara itu, pendapatan perseroan tercatat sebesar USD558,09 juta atau Rp8,30 triliun, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD471,34 juta.
Melansir laporan keuangan, pendapatan kontrak penjualan minyak dan gas tercatat sebesar USD444,40 juta atau Rp6,61 triliun.
Lalu, pendapatan dari kontrak konstruksi tercatat sebesar USD81,82 juta atau Rp1,21 triliun, pendapatan dari kontrak penjualan listrik sebesar USD12,14 juta atau Rp180,72 miliar, kontrak operasi dan jasa pelayanan mencatatkan pendapatan sebesar USD6,99 juta atau Rp104,03 miliar, serta kontrak penjualan jasa lainnya sebesar USD2,09 juta atau Rp31,21 miliar.
Dari sisi pengeluaran, sejumlah beban MEDC mengalami kenaikan dengan beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya sebesar USD325,68 juta atau Rp4,84 triliun.
Secara rinci, biaya produksi dan lifting sebesar USD75,71 juta, biaya pembelian minyak mentah sebesar USD8,51 juta, beban pokok penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya sebesar USD87,52 juta, biaya jasa sebesar USD4,74 juta dan beban eksplorasi sebesar USD2,17 juta.
Kemudian, beban penjualan umum dan administrasi tercatat sebesar USD54,06 juta atau Rp804,16 miliar, beban pendanaan tercatat sebesar USD67,10 juta atau Rp998,21 miliar, serta beban lainnya sebesar USD2,29 juta atau Rp34,07 miliar.
Hingga Maret 2023, total nilai aset MEDC tercatat sebesar USD6,83 miliar atau Rp101,66 triliun, turun 1,40% dari posisi akhir Desember 2022 lalu yang sebesar USD6,93 miliar. Adapun liabilitas perseroan tercatat sebesar USD4,98 miliar dan ekuitas sebesar USD1,85 miliar.
Sepanjang 2023 ini, perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD250 juta untuk segmen minyak dan gas, dengan fokus pada pengembangan Natuna dan Corridor.
Serta, belanja modal ketenagalistrikan sebesar USD80 juta, dengan fokus pada pengembangan Ijen geothermal dan Sumbawa terminal regasifikasi LNG.
(DES)