MARKET NEWS

Tahun Lalu Sering ARA, Debut Perdana Saham IPO 2022 Kurang ‘Rame’

Aldo Fernando - Riset 08/11/2022 13:40 WIB

antas, seberapa sering sebenarnya saham-saham IPO tahun ini yang sukses ARA setidaknya di hari pertama listing?

Tahun Lalu Sering ARA, Debut Perdana Saham IPO 2022 Kurang ‘Rame’. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Para investor pemburu saham IPO (IPO hunter) tentu berharap saham incarannya menyentuh batas auto rejection atas (ARA) demi ‘cuan’ jumbo. Sayangnya, tahun ini  saham IPO kurang nendang saat debut tinimbang 2021.

Contoh teranyar, dari enam emiten yang debut perdana (listing) di bursa pada Selasa (8/11/2022), hanya satu yang menyentuh batas ARA. Sebut saja, saham PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) mentok ARA 35,00 persen ke Rp135 per saham, sejak awal debut pagi tadi.

Memang, saham seperti PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) dan PT Jayamas Media Industri Tbk (OMED), masih bisa melonjak tinggi, masing-masing 23,19 persen dan 22,55 persen.

Saham PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) juga naik 15,83 persen.

Namun, rasanya tidak ‘taat’ tradisi apabila saham debutan tidak langsung menyundul ARA.

Apalagi, saham pemain e-commerce yang dikuasai Grup Djarum, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) alias Blibli yang dinantikan sebagian kalangan hanya naik 0,44 persen ke Rp452 per saham.

Lebih lanjut, saham emiten rumah sakit yang sebagian kecil dimiliki Grup Saratoga, PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY), malah anjlok 2,78 persen hingga sesi I Selasa (8/11).

Tahun Lalu, Saham Debutan Sering ARA

Lantas, seberapa sering sebenarnya saham-saham IPO tahun ini yang sukses ARA setidaknya di hari pertama listing?

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diolah oleh Tim Riset IDXChannel, dari  50 saham emiten yang manggung tahun ini, sebanyak 27 saham melonjak hingga batas ARA di hari pertama di bursa. (Lihat tabel di bawah ini.)

Sementara, 5 saham malah nyungsep hingga batas auto rejection bawah (ARB). Besarannya bervariasi, di rentang 7-10 persen tergantung papan pencatatan.

Sebagai perbandingan, sepanjang 2021, dari 53 saham IPO, 40 saham berhasil mentok ARA pada debut perdana.

Sedangkan, 4 saham terkena ARB 7 persen.

Hal menarik lainnya, dari 10 saham yang tercatat di papan akselerasi pada 2021, semuanya berhasil menembus ARA kala debut. Berbeda, pada tahun ini, dari 8 saham papan akselerasi, hanya dua yang sukses ARA saat hari pertama.

Tentu saja, ARA atau tidaknya suatu saham di hari pertama melantai tidak serta merta mencerminkan pergerakan harga saham setelahnya.

Namun, hal tersebut setidaknya mengindikasikan ramainya suatu saham IPO di suatu periode.

Ini karena, umumnya, harga saham emiten yang baru listing cenderung melompat tinggi setidaknya pada hari pertama dan tidak menutup kemungkinan melejit lagi di beberapa hari setelahnya.

Catatan saja, selain memerhatikan kehebohan ARA suatu saham yang baru IPO, investor juga tetap perlu mempelajari lebih lanjut terkait prospek saham dan emiten ke depan. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE