MARKET NEWS

Tak Takut Merugi, Telkom (TLKM) Tetap Optimistis Berinvestasi di GOTO

Maulina Ulfa - Riset 17/11/2023 11:21 WIB

Emiten telekomunikasi BUMN PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tetap optimistis terhadap investasinya di emiten jasa ride hailing PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Tak Takut Merugi, Telkom (TLKM) Tetap Optimistis Berinvestasi di GOTO. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Emiten telekomunikasi BUMN PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) tetap optimistis terhadap investasinya di emiten jasa ride hailing PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama Telkom Ririek Ardiansyah dalam acara Telkom ESG Day di Yogyakarta, Kamis (16/11/2023).

Ririek menyampaikan, investasi TLKM di GOTO tak melulu berfokus pada pencarian keuntungan. Pihak perseroan menyatakan akan lebih difokuskan pada penguatan sinergi antara GOTO dan Telkomsel. 

“Tetapi yang pasti pada tahun ini Telkomsel dan GOTO akan melakukan sinergi yang pasti akan saling memperkuat bisnis satu sama lain,” ujar Ririek.

Di samping itu, memang tidak bisa dipungkiri pergerakan harga saham GOTO akan tercatat dalam laporan keuangan TLKM. Namun, Ririek menegaskan kinerja operasional Telkom tidak akan terganggu. 

“Memang GOTO dimasukkan dalam laporan keuangan, tapi sebagai Subsequent Events. Ketika (GOTO) masih belum dijual oleh Telkomsel, itu berarti ya masih unrealized loss (rugi yang belum terealisasi). Kalaupun rugi itu masih bersifat potensi, jadi belum terealisasi, kecuali kalau itu (saham GOTO) dijual,” imbuh Ririek.

Sebagai informasi, dalam laporan keuangan kuartal III-2023, TLKM menilai nilai wajar investasi di GOTO per 30 September 2023 menggunakan nilai pasar saham GOTO, yakni sebesar Rp85 per saham.

Jumlah kerugian perubahan nilai wajar investasi Telkomsel di GOTO yang belum direalisasi per 30 September 2023 adalah sebesar Rp142 miliar dan disajikan sebagai kerugian perubahan nilai wajar investasi yang belum direalisasi pada laporan laba rugi konsolidasi.

Sementara per 30 Oktober 2023, TLKM menilai nilai pasar saham GOTO sebesar Rp56 per saham, sehingga kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi pada GOTO akan membuat Telkom bisa berpotensi rugi sebesar Rp688 miliar.

MDI Ventures, selaku perusahaan venture capital anak usaha TLKM, juga melakukan investasi pada beberapa entitas start-up yang bergerak di bidang informasi dan teknologi. Penambahan investasi selama periode tersebut oleh MDI berjumlah Rp213 miliar.

Informasi saja, investasi TLKM ke GOTO dijalankan melalui Telkomsel. Kala itu, TLKM sebenarnya masuk dengan harga lebih murah, Rp270 per lembar saham, dibanding beberapa investor lainnya seperti Google, Temasek Singapura hingga AIDA Uni Emirat Arab, yang masuk dengan harga Rp375 per lembar.

TLKM via Telkomsel menyuntikkan investasi di Gojek senilai USD150 juta dalam bentuk obligasi konversi tanpa bunga senilai Rp 2,11 triliun pada 16 November 2020.

Berselang satu tahun, pada 18 Mei 2021, Telkomsel kembali menandatangani perjanjian pembelian saham untuk memesan 29.708 lembar saham konversi atau sebesar USD150 juta atau setara Rp 2,11 triliun dan 59.417 lembar saham tambahan dari opsi pembelian saham atau senilai USD300 juta atau setara Rp 4,29 triliun.

Laporan Keuangan TLKM Kuartal III-2023 Solid

Laba bersih Telkom Indonesia (TLKM) tahun 2022 sempat tertekan 18,46 persen menjadi Rp 27,68 triliun, hal ini salah satunya disebabkan oleh kerugian investasi di GOTO.

Dalam laporan keuangan tahun lalu, TLKM menjelaskan tentang nilai wajar aset dan liabilitas keuangan, di mana per 31 Desember 2022, terdapat aset keuangan berupa investasi jangka panjang dalam bentuk saham pada GOTO sebesar Rp2,16 triliun dan pada PT Global Sukses Solusi Tbk. sebesar Rp13 miliar. Jika ditotalkan jumlahnya Rp2,17 miliar.

Memasuki laporan keuangan TLKM per kuartal III-2023, laba periode berjalan mencapai Rp25,39 triliun pada kuartal III-2023. (Lihat grafik di bawah ini.)

Naiknya laba bersih TLKM juga ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar Rp 111,23 triliun per 30 September 2023 atau naik 2,17 persen dari sebelumnya sebesar Rp 108,87 triliun per 30 September 2022.

Kontribusi pendapatan bersih TLKM yakni pendapatan dari telpon sebesar Rp 8,31 triliun, kemudian pendapatan interkoneksi sebesar Rp6,62 triliun, pendapatan jaringan sebesar Rp 1,78 triliun.

Sementara untuk pendapatan dari bisnis data, internet, dan jasa teknologi informatika masih menjadi penopang utama pendapatan bersih TLKM yakni sebesar Rp 65,87 triliun.

Pendapatan dari Indihome meningkat 4,28 persen menjadi Rp 21,78 triliun dan terakhir dari pendapatan dari layanan lainnya sebesar Rp 2,16 triliun.

Meski laporan keuangan solid, saham TLKM masih tertekan sepanjang tahun ini. Saham TLKM mengalami penurunan 5,6 persen sepanjang tahun ini (YTD). Sementara kinerja GOTO juga tak kalah tertekan, dengan penurunan saham sebesar 5,49 YTD.

Saham GOTO sempat mengalami penurunan tajam beberapa waktu lalu. Sejak penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada April 2022, saham GOTO terus menurun dan membuat kapitalisasi pasar (market cap) anjlok.

Saat listing pada 11 April 2022 di harga penawaran Rp338 per saham, market cap GOTO mencapai Rp400,32 triliun.

Saham GOTO anjlok ke bawah Rp60 per saham hingga penutupan sesi I, Kamis (26/10). Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GOTO ambles 3,33 persen ke Rp58 per saham, usai sempat beberapa kali menyentuh Rp57 per saham sepanjang perdagangan hingga tengah hari.

Tekanan jual yang cukup tajam ini sempat mendorong bos sekaligus pendiri Tokopedia, William Tanuwijaya ikut melakukan penjualan saham Seri A miliknya.

Dalam keterangannya, William melego 332.220.000 lembar saham Seri A yang dimiliki secara langsung dan tidak langsung. Jumlah ini setara 0,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. (ADF)

SHARE