MARKET NEWS

Tak Terdampak Perang Tarif, Garuda Metalindo (BOLT) Fokus Perluas Pasar AS-Eropa

Dinar Fitra Maghiszha 20/06/2025 14:13 WIB

PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) memastikan tidak terdampak langsung oleh perang tarif yang sedang berlangsung antara sejumlah negara besar.

Tak Terdampak Perang Tarif, Garuda Metalindo (BOLT) Fokus Perluas Pasar AS-Eropa. (Foto

IDXChannel - PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) memastikan tidak terdampak langsung oleh perang tarif yang sedang berlangsung antara sejumlah negara besar, termasuk Amerika Serikat (AS) sebagai negara tujuan ekspor perusahaan.

Direktur BOLT Anthony Wijaya menegaskan, sejauh ini perusahaan masih aman dari efek negatif kebijakan tarif tersebut.

“Tentunya pada saat ini dampak belum ada terhadap kami,” ujar Anthony dalam paparan publik di Jakarta, Jumat (20/6/2025).

Dia menjelaskan, meski barang ekspor BOLT dikenakan tarif, namun beban tersebut tidak dibebankan ke perusahaan. “Tarif telah di-absorb oleh customer kami,” katanya.

Sebagai langkah mitigasi jangka panjang untuk menjaga pangsa pasar ekspor, BOLT memilih untuk memperluas pasar AS dan Uni Eropa.

Menurut Anthony, pasar otomotif global memang besar di AS dan Eropa, namun pihaknya lebih mengedepankan ekspor ke kawasan Eropa yang tidak menghadapi kendala tarif dengan Indonesia.

“Pasar ekspor kami memang masih terbesar ke Eropa, jadi tidak ada masalah selama ini. Dan kami akan terus melanjutkan ekspor ke Eropa,” ujar dia.

BOLT menunjukkan pertumbuhan signifikan sejak perusahaan mulai menjajaki pasar internasional pada 2016–2017.

Head of Investor Relations BOLT Zefanya Angeline mencatat perusahaan membukukan kurang lebih pertumbuhan sekitar 25–30 persen pasar ekspor dibanding tahun lalu.

Selain otomotif, BOLT tengah berupaya memperluas cakupan pasar ke sektor-sektor non-otomotif. Targetnya mencakup industri alat berat, elektronik, industri umum, dan konstruksi.

Sejumlah proyek di sektor ini disebut sudah mulai berjalan dan diharapkan mulai membuahkan hasil pada 2025.

“Pasar AS dan Eropa menunjukkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan, seiring dengan terjadinya pergeseran rantai pasok global dari China dan Taiwan ke negara-negara alternatif, termasuk Indonesia,” kata Anya.

(Dhera Arizona)

SHARE