MARKET NEWS

Tambah Modal Kerja, ACST Raih Pinjaman Rp1 Triliun dari UNTR

Rahmat Fiansyah 23/04/2025 15:55 WIB

PT Acset Indonusa Tbk (ACST) meraih pinjaman dari PT United Tractors Tbk atau UT (UNTR) senilai Rp1 triliun.

PT Acset Indonusa Tbk (ACST) meraih pinjaman dari PT United Tractors Tbk atau UT (UNTR) senilai Rp1 triliun. (Foto: Dok. Acset)

IDXChannel - PT Acset Indonusa Tbk (ACST) meraih pinjaman dari PT United Tractors Tbk atau UT (UNTR) senilai Rp1 triliun. Utang itu rencananya digunakan untuk modal kerja (working capital).

UNTR merupakan pemegang saham utama dan pengendali ACST lewat PT Karya Supra Perkasa. Seluruh perusahaan ini tergabung dalam Grup Astra, konglomerasi terbesar di Tanah Air.

Corporate Secretary ACST, Kadek Ratih Absari mengatakan, perseroan dan UNTR meneken perjanjian pinjaman pada 21 April 2025. Pinjaman itu dikenakan bunga JIBOR plus 1,03 persen dengan periode ketersediaan dana 21 April 2025-20 April 2030.

Kadek menjelaskan, perseroan memilih opsi pinjaman dari UNTR karena transaksi afiliasi ini tidak memerlukan persyaratan seperti jaminan atau proses administrasi yang berkepanjangan dan rumit. 

"Perseroan memandang bahwa transaksi akan efektif dan efisien jika dilakukan oleh afiliasi dari perseroan yang memiliki keterikatan secara kepemilikan saham dalam satu grup dengan perseroan," katanya dalam keterbukaan informasi, Rabu (23/4/2025).

Meski transaksi bersifat afiliasi, Kadek memastikan transaksi ini bukan merupakan transaksi dengan benturan kepentingan dalam POJK 42/2020. Oleh karena itu, aksi korporasi ini tidak memerlukan persetujuan dari pemegang saham independen. 

Kemudian, nilai transaksi ini juga tergolong material. Namun sesuai POJK 42/2020, perseroan tidak perlu menggunakan penilai atau memperoleh persetujuan RUPS jika memenuhi kondisi-kondisi sebagaimana diatur dalam POJK 17/2020. Perseroan memastikan telah memenuhi prosedur sesuai dengan praktik bisnis yang berlaku umum.

"Transaksi ini hanya merupakan transaksi afiliasi yang membutuhkan pengumuman keterbukaan informasi kepada masyarakat dan penyampaian keterbukaan informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan," ujarnya.

Sebagai informasi, ACST saat ini tengah menghadapi masalah likuiditas setelah modal kerja habis. Pada akhir tahun lalu, posisi modal kerja bersih emiten konstruksi itu negatif Rp420 juta sementara liabilitas menyentuh Rp2,9 miliar.

Selain pinjaman, ACST juga berencana menggelar private placement hingga 5 miliar saham baru atau 39 persen dari total modal disetor dan ditempatkan perseroan. Dengan aksi korporasi ini, saham publik bakal terdilusi dari 12,3 persen menjadi 8,8 persen.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE