Tancap Gas, Saham BUKA Melesat 7 Persen di awal Pekan
Saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) tiba-tiba melonjak hingga lanjutan sesi I perdagangan Senin (11/9/2023).
IDXChannel – Saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) tiba-tiba melonjak hingga lanjutan sesi I perdagangan Senin (11/9/2023), melanjutkan tren kenaikan sejak Rabu (6/9) pekan lalu.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.31 WIB, saham BUKA melesat 7,32 persen ke posisi Rp264 per saham. Nilai transaksi mencapai Rp87,47 miliar dan volume perdagangan 335,38 juta saham.
Secara teknikal, saham BUKA berhasil menembus (breakout) resistance horizontal di level 248 dalam pola ascending triangle dan sempat menyentuh resistance selanjutnya di 268.
Dengan ini, saham BUKA menguat 11,02 persen dalam sepekan dan naik 14,91 persen dalam sebulan belakangan.
Sejauh ini, belum ada aksi korporasi atau kabar teranyar yang diumumkan Bukalapak.
Kinerja teranyar, BUKA mencatatkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp389,27 miliar pada semester I 2023. Padahal, periode yang sama tahun lalu, perseroan menadah untung sebesar Rp8,59 triliun.
Dari laporan keuangan konsolidasian interim per 30 Juni 2023, perseroan mendulang pendapatan sebesar Rp2,18 triliun. Capaian ini naik 28,97 persen dari semester I 2022 yang sebesar Rp1,69 triliun.
Namun sayangnya, pendapatan tersebut tergerus beban pokok pendapatan yang membengkak di enam bulan pertama tahun ini menjadi Rp1,63 triliun dibanding per 30 Juni lalu yang sebesar Rp1,16 triluun.
Kemudian timbul beban operasi lainnya sebesar Rp125,85 miliar serta rugi nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi menjadi Rp120,82 miliar. Di periode sebelumnya, perseroan mengantongi pendapatan operasi lainnya Rp208,47 miliar dan laba nilai investasi Rp9,79 triliun.
Akibatnya, terjadi rugi laba usaha sebesar Rp701,21 miliar di paruh waktu 2023. Sebelumnya pada tahun lalu mencetak laba usaha Rp8,6 triliun. Ditambah lagi beban rugi entitas asosiasi yang meningkat menjadi Rp15,05 miliar, sehingga memicu laba periode berjalan Rp393,74 miliar dibanding Januari-Juni 2022 yang mengempit laba Rp8,59 triliun.
Bukalapak tetap mengacu pada proyeksi sebelumnya untuk tetap mencapai keuntungan pada akhir 2023, terutama menggunakan metrik adjusted EBITDA.
Adjusted EBITDA Bukalapak mencapai Rp-125 miliar pada kuartal kedua tahun 2023, meningkat 65% dari tahun sebelumnya.
Angka tersebut mencerminkan peningkatan sebesar 30% dari proyeksi awal yang diberikan bersamaan dengan hasil kinerja keuangan 2022 dan kuartal pertama 2023, di mana diproyeksikan adjusted EBITDA loss sebesar Rp150 miliar hingga Rp175 miliar untuk kuartal kedua. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor