Target Erick Thohir: Dalam 2 Tahun Minimal 10 BUMN Go Public
Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan paling sedikit akan ada 10 BUMN yang melakukan IPO hingga 2023.
IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan paling sedikit akan ada 10 BUMN yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 2023.
"Insya Allah sampai dengan 2023 ini, minimum 10 BUMN akan kami go public-kan dan marketnya sangat besar," ujar Erick dalam peluncuran Indeks IDX-MES BUMN 17 Kamis, (29/4/2021).
Dalam arsip pemberitaan MNC Portal Indonesia, Kementerian BUMN akan membawa 14 perusahaan pelat merah go public. Ke-14 perseroan tersebut terdiri dari BUMN dan anak usahanya dari sejumlah klaster.
Tercatat ada lima anak usaha PT Pertamina (Persero) yang akan melakukan Initial Public Offering. Sementara PT Telkom Indonesia (Persero) akan mencatatkan saham dua anak usahanya.
Di klaster kesehatan, ada Induk Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) juga akan melantai di pasar perdana Indonesia. Kemudian Indonesia Healthcare Corporation (IHC) atau PT Pertamina Bina Medika (Persero).
Tak hanya itu, ada BUMN sektor perbankan, pertanian, dan pertambangan. "Rencana IPO BUMN dan anak usaha," tulis dokumen Kementerian BUMN.
Adapun daftar BUMN dan anak Usaha yang melantai ke BEI di antaranya adalah:
Anak Usaha Pertamina:
PT Pertamina International Shipping (Persero)
PT Pertamina Geothermal Energi (Persero)
PT Pertamina Hulu Energi (Persero)
PT Pembamgkut Listrik Tenaga Uap (Persero)
PT Pertamina Hilir (Persero)
Sektor Kesehatan:
PT Indonesia Healthcare Corporation (Persero)
PT Bio Farma (Persero)
Sektor Perbankan, Pertanian, Telekomunikasi, dan Pertambangan:
PT EDC and Payment Gateway (Persero)
PT Pupuk Kalimantan Timur (Persero)
PT PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel (Persero)
PT Telkom Data Center (Persero)
PT Inalum Operating (Persero)
PT MIND ID (Persero)
PT Logam Mulia (Persero)
Erick menargetkan Mitratel dan Pertamina Geothermal Energy akan melakukan IPO pada tahun ini. Secara agregat aksi korporasi itu dilakukan hingga 2023 mendatang.
(RAMA)