Tarif Ojol dan Mi Instan Naik, Saham Emitennya Masih Cuan?
Saham PT. GoTo (Gojek-Tokopedia) diketahui terus jatuh dalam perdagangan sepekan terakhir.
IDXChannel - Pemerintah resmi menetapkan kenaikan tarif ojek online (ojol) pada 14 Agustus 2022. Kenaikan ini diikuti oleh isu meroketnya harga mi instan imbas konflik negara penghasil gandum yang tidak berkesudahan.
Lantas bagaimana nasib saham emiten-emiten yang terjun di bisnis ojol maupun bisnis mi instan?
Untuk emiten ojek daring dalam negeri, saham PT. GoTo (Gojek-Tokopedia) diketahui terus jatuh dalam perdagangan sepekan terakhir. Harga saham GOTO pun kini kembali di bawah Rp300. Dalam 5 hari terakhir, harga saham GOTO sudah melorot 20 poin atau 6,67%.
Adanya kenaikan tarif ojol ini memang diharapkan bisa mendorong kenaikan laba. Namun, sayangnya saham GOTO elum layak untuk dijadikan investasi jangka panjang mengingat GOTO masih anak baru di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Kalo saya pribadi jujur saja GoTo belum masuk wishlist, karena hitungannya masih rugi atau belum untung. Kecuali mereka mengeluarkan laporan keuangan terbarunya dan terlihat untung, baru deh, serta dilihat juga evaluasinya juga," ujar Co Founder Zinvestor Axel Jeremy pada live IG @idxchannel pada Senin (15/8/2022).
Perihal mi instan, kenaikannya bukanlah merupakan masalah internal perusahaan, melainkan faktor eksternal yakni perang antara Rusia dan Ukraina. Namun demikian, saham ICBP masih tergolong masih baik hingga bisa menaikkan harga jual.
Axel menilai, respon pasar terhadap kenaikan harga dua produk emiten ini tidak terlalu signifikan. Pasalnya, ojek online dan produk mi instan sudah menjadi culture yang kuat d tengah masyarakat Indonesia.
“Mau kayak gimanapun pasti bakal kepake, saya pun ketika males pake kendaraan juga pasti pakai ojol baik motor atau mobil. Dan untuk mi instan malah lebih aman. Siapa sih di Indonesia yang ga makan mi instan, apalagi anak muda atau anak kos. naik Rp 3000 masih ga terlalu mahal menurut saya," ungkap Axel.
Untuk pembelian saham PT. ICBP, Axel menyarankan agar menunggu beberapa waktu karena sejak pertengahan 2020 posisi ICBP masih di range 9.000. Disisi lain, untuk melakukan pembelian juga harus dianalisis secara fundamental maupun secara teknikal.
“Kalo bisa menyentuh di angka 8.400 saya akan ambil, karena jika pembelian saat ini sangat nanggung, naik juga untungnya setengah dan turun juga rugi," pungkas Axel. (DES)
Penulis: Ridho Hatmanto