Tebar Diskon, Mobil Listrik Tesla Tipe Ini Dapat Potongan Rp85 Juta
Tesla kembali memberikan diskon untuk sejumlah model mobil listrik dengan potongan mencapai 5Tesla kembali memberikan diskon unt.000 euro atau setara Rp85 juta.
IDXChannel – Tesla kembali memberikan diskon untuk sejumlah model mobil listrik dengan potongan mencapai 5.000 euro atau setara Rp85 juta.
Melansir Electrek, Minggu (21/1/2024) pemangkasan harga ini dilakukan tak lama setelah Tesla memberi diskon pada Model Y di pasar China.
Hal ini untuk menjawab tantangan sejumlah brand yang menawarkan mobil listrik dengan harga jauh di bawah produk mereka.
Setelah mendapat potongan, Tesla Model Y yang awalnya dijual 55.900 euro atau sekitar Rp951 juta, menjadi 49.990 euro atau setara Rp849 juta. Meski harganya masih cukup tinggi, tetapi peminat Model Y di berbagai negara cukup tinggi.
Selain itu, Tesla juga melakukan pemangkasan harga mobil listrik Model Y di Prancis sebesar 6,7 persen. Sementara, untuk pasar otomotif Denmark, potongan harga diberikan hingga 10,8 persen.
Kemudian, di Belanda, Tesla Model Y mendapatkan potongan harga 7,7 persen. Sedangkan di Norwegia, Tesla memberikan diskon harga mobil listrik Model Y berkisar 5,6 persen dan 7,1 persen.
Model Y merupakan mobil listrik terlaris di Jerman pada 2023, dengan sekitar 45.800 registrasi mobil baru. Namun, Tesla kehilangan posisi satu sebagai merek BEV terlaris di negara itu karena digantikan oleh Volkswagen.
VW melaporkan penjualan BEV sebesar 70.628 unit tahun lalu, meningkat 12 persen dibandingkan dengan Tesla yang menjual 63.685 unit, turun 9 persen. Padahal, penjualan kendaraan listrik di negara tersebut mengalami peningkatan sebesar 11,4 persen.
Kendati begitu, Tesla tidak mengungkapkan alasan pasti perihal pemotongan harga tersebut. Namun permintaan kendaraan listrik secara umum melambat karena pengurangan subsidi negara dan tingginya biaya pinjaman. Hal tersebut membuat konsumen mempertimbangkan kembali pembelian dalam jumlah besar.
Program subsidi mobil listrik di Jerman, yang awalnya direncanakan berlaku hingga akhir 2024, berakhir lebih cepat pada akhir 2023. Ini diperkirakan akan berdampak pada produsen mobil Jerman yang sudah menurunkan harga ke tingkat yang ditawarkan produsen mobil China dan Amerika Serikat.
(DES)