MARKET NEWS

Tekanan Berlanjut, Laba Bersih Microsoft (MSFT) Anjlok pada Akhir 2022

Maulina Ulfa - Riset 25/01/2023 10:12 WIB

Pendapatan di segmen layanan komputasi awan (cloud) masih menunjukkan performa memuaskan.

Tekanan Berlanjut, Laba Bersih Microsoft (MSFT) Anjlok pada Akhir 2022. (Ilustrasi Xbox: Unsplash)

IDXChannel - Microsoft Corp. (MSFT) mencatat pertumbuhan penjualan paling lambat dalam lebih dari enam tahun pada kuartal terakhir 2022. Ini karena permintaan untuk perangkat lunak dan layanan cloud melambat di tengah kekhawatiran soal ekonomi global.

Pendapatan perusahaan meningkat 2% dalam tiga bulan hingga 31 Desember dari tahun sebelumnya menjadi USD52,7 miliar. Namun, laba bersih mencatatkan penurunan 12% menjadi USD16,4 miliar. Itu adalah pertumbuhan pendapatan terendah perusahaan sejak kuartal Juni 2016. (Lihat tabel di bawah ini.)

Mengutip Wall Street Journal (WSJ), Microsoft termasuk salah satu perusahaan yang terlindung dari banyak penurunan baru-baru ini karena hasil penjualan dari perusahaan daripada iklan dan belanja konsumen.

Namun, kondisi ini disebut tidak kebal terhadap beban keuangan pasca pandemi serta hambatan ekonomi makro seperti suku bunga yang tinggi.

Diketahui bahwa Microsoft baru saja mengakuisisi ChatGPT dari OpenAI dengan nilai investasi mencapai USD10 miliar.

“Gelombang komputasi besar berikutnya sedang lahir, karena Microsoft Cloud mengubah model AI tercanggih di dunia menjadi platform komputasi baru. Kami berkomitmen untuk membantu pelanggan kami menggunakan platform dan alat kami untuk masa depan di era baru AI,” kata Satya Nadella, CEO Microsoft di laman resminya.

Microsoft juga baru saja mengumumkan PHK untuk 10 ribu karyawannya yang diumumkan di awal 2023 ini. Keputusan ini menambah daftar panjang PHK yang dilakukan raksasa teknologi.

Segmen Cloud Menopang Pendapatan

Microsoft adalah salah satu perusahaan teratas dalam layanan komputasi awan (cloud)yang berkembang pesat selama pandemi.

Di tengah krisis kesehatan, Microsoft melaporkan pertumbuhan penjualan sebesar 50% atau lebih year on year selama beberapa kuartal berturut-turut. Terutama di segmen komputasi awan Azure, yang menjadi merk nomor 2 di dunia setelah AWS milik Amazon.com Inc. Layanan cloud Azure ini menjadi mesin utama pertumbuhan perusahaan.

Dalam laporan terbarunya, segmen komputasi awan Microsoft, Azure, tumbuh 18% menjadi USD21,51 miliar. Pendapatan cloud secara tahunan juga naik 22% mencapai USD27,1 miliar.

“Kami fokus pada keunggulan operasional karena kami dan terus berinvestasi untuk mendorong pertumbuhan. karena penawaran komersial kami terus mendorong nilai bagi pelanggan kami,” kata Amy Hood, wakil presiden eksekutif dan kepala keuangan Microsoft.

Lebih lanjut, permintaan untuk perangkat lunak sistem operasi Windows juga dilaporkan menurun dibarengi dengan penjualan komputer pribadi. Permintaan menurun dari seluruh aspek seperti rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.

Itu tercermin dalam pendapatan segmen komputasi personal Microsoft, yang turun 19% menjadi USD14,24 miliar. Penjualan terkait sistem operasi Windows juga turun 39% dan penjualan perangkat seperti tablet Surface turun 39%.

Berdasarkan riset Gartner Inc, pengiriman PC di seluruh dunia memang mengalami penurunan 29% pada kuartal keempat tahun lalu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Para analis memperkirakan tren tersebut tidak akan membaik hingga tahun 2024.

Pendapatan video gaming juga turun 12% selama kuartal tersebut. Konsol videogame andalan Microsoft Xbox menjadi segmen yang semakin penting bagi perusahaan.

Namun, industri videogaming sedang mengalami pelambatan karena pelonggaran pembatasan terkait pandemi dan orang-orang menghabiskan lebih sedikit waktu di rumah.

Microsoft sempat merencanakan menggelontorkan USD75 miliar untuk mengakuisisi raksasa video game Activision Blizzard Inc. Bulan lalu Federal Trade Commission menggugat rencana akuisisi tersebut karena isu kontrol Microsoft terhadap konsumen melampaui pengguna konsol Xbox dan akses game Activision.

Microsoft kemudian mengajukan sanggahan dengan mengatakan kesepakatan itu tidak akan merugikan persaingan di industri video gaming. Namun, masih butuh waktu apakah kesepakatan itu bisa tercapai.

Di samping itu, secara mengejutkan, saham Microsoft naik sekitar 4% dalam perdagangan setelah jam kerja setelah laporan pendapatan ini diumumkan. Menurut para analis, hal ini dipengaruhi pertumbuhan bisnis cloud perusahaan yang sedikit lebih baik dari yang diharapkan beberapa investor. (ADF)

SHARE