Telkom (TLKM) Rampingkan Anak Usaha, Infranexia Segera Spin-Off di 2026
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) terus melakukan transformasi bisnis demi mengoptimalkan aset yang dimiliki perseroan.
IDXChannel - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) terus melakukan transformasi bisnis demi mengoptimalkan aset yang dimiliki perseroan. Strategi ini dilakukan salah satunya dengan mendivestasi anak usaha yang tidak berkaitan langsung dengan bisnis Telkom.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Indonesia Arthur Angelo Syailendra mengungkapkan, divestasi menjadi salah satu pilihan yang diambil oleh Telkom guna mendukung transformasi bisnis menuju 2030.
"Upaya divestasi ini adalah untuk merampingkan anak usaha menjadi sekitar 20 saja, dari posisi sekarang 60. Bisnis yang enggak selaras dengan core kita, akan dilepas," ujar Angelo di sela-sela Business Update Strategi Telkom 2030 di Jakarta, Senin (1/12/2025).
Menurutnya, Telkom ke depan juga akan memisahkan bisnis yang terkait operasional dan layanan, sehingga bisa lebih efisien agar berdampak langsung pada cashflow dan profit.
Angelo mencontohkan, saat ini Telkom punya unit usaha yang bergerak di bidang perhotelan dan properti. Selain itu ada juga bisnis di sektor lain yang tidak berhubungan langsung dengan bisnis inti Telkom.
"Kita akan lepas aset kepada perusahaan yang core-nya di bisnis tertentu. Misal hotel akan kita lepas ke operator hotel yang memang ahlinya," ujar Angelo.
Menurut Angelo, saat ini ada 20 anak perusahaan dengan saham mayoritas Telkom, sementara dan ada tujuh lainnya kepemilikannya minoritas. "Ini yang akan dilepas nanti," ujar dia.
Selain melepas divestasi, cara lain dalam upaya perampingan bisnis adalah dengan merger karena ada sekitar sembilan anak usaha yang bisnisnya overlapping, sehingga perlu digabung menjadi satu entitas bisnis yang tepat.
"Selain ada juga nantinya bisnis yang akan dilikuidasi setelah kita lakukan asesmen," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom Seno Soemadji mengatakan, saat ini Telkom sedang fokus menyelesaikan seluruh proses spin-off aset wholesale fiber connectivity yakni Infranexia yang ditargetkan rampung pada paruh pertama 2026.
Saat ini, kata Seno, seluruh portofolio bisnis wholesale fiber milik Telkom tengah dialihkan kepada Infranexia, di mana perseroan memiliki 99,99 persen saham. Pemisahan unit bisnis ini merupakan strategi TLKM secara holding guna meningkatkan nilai perusahaan (value unlock) terutama aset infrastruktur digitalnya.
"Fokus Telkom saat ini menyelesaikan seluruh proses spin-off aset wholesale fiber connectivity hingga paruh pertama tahun depan. Setelah pemisahan tersebut tuntas, TLKM baru akan menentukan langkah strategis berikutnya, apakah akan dibawa ke pasar melalui mekanisme IPO atau dengan menggandeng mitra strategis. Mungkin nanti setelah RUPS ya, akan lebih detil," kata dia.
Menurut Seno, Telkom punya misi besar dalam membesarkan Infranexia. Setelah spin off, unit bisnis ini diproyeksikan memiliki peran strategis di masa depan yang khusus bergerak di bidang infrastruktur.
“Ini (Infranexia) bisa menjadi the next Telkomsel karena nilainya yang tinggi dan potensi bisnis yang sedang dipersiapkan. Ini akan sangat strategis,” ujarnya.
(Dhera Arizona)