Terapkan ESG, Sektor Tambang Digadang Mampu Wujudkan Operasional Berkelanjutan
saat ini pemerintah, swasta, dan bahkan masyarakat Indonesia secara keseluruhan relatif cepat beradaptasi dalam setiap upaya penerapan ESG.
IDXChannel - Semangat penerapan aspek lingkungan hidup, sosial dan tata kelola (Environment, Social, and Governance/ESG) mulai menggema di berbagai industri di dunia.
Bahkan menurut PricewaterhouseCoopers (PwC) melalui 2022 Global Investor Survey, saat ini ESG menjadi salah salah satu pertimbangan penting bagi investor dalam menganalisis risiko dari keberlanjutan sebuah perusahaan.
Terutama bila hal tersebut dihadapkan dengan isu-su Sustainable Development Goals (SDGs) dan perubahan iklim.
Saat ini, perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor mulai mengadaptasi ESG ke dalam lini bisnisnya. Tak hanya di level internasional, gelombang penerapan ESG juga mulai banyak diadaptasi di Indonesia.
"Kesadaran penerapan ESG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia bukan sekadar upaya untuk memenuhi tuntutan pasar, tapi juga mencerminkan kesadaran atas pentingnya menjaga keseimbangan antara tujuan ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan sosial," ujar Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, Jumat (25/8/2023).
Menurut Trubus, saat ini pemerintah, swasta, dan bahkan masyarakat Indonesia secara keseluruhan relatif cepat beradaptasi dalam setiap upaya penerapan ESG.
Proyeksi positif dan adopsi yang semakin meluas terhadap prinsip ESG tersebut, dalam pandangan Trubus, memberikan gambaran yang kuat terkait komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan tanggung jawab sosial perusahaan.
Penerapan ESG dilakukan oleh perusahaan dari berbagai sektor, termasuk pertambangan yang seringkali menjadi sorotan karena bersifat ekstraktif.
"Namun, bisa kita lihat, gerakan pertambangan hijau juga mulai marak dilakukan dan digaungkan di mana-mana," tutur Trubus.
Salah satu contohnya, Trubus menjelaskan, adalah yang dilakukan oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
Sebagai tambang tembaga dan emas terbesar yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu, AMMN melalui anak usahanya, yaitu PT Amman Mineral Nusa Tenggara, telah mengoperasikan tambang Batu Hijau di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam rilisnya terkait Laporan Keberlanjutan perusahaan, AMMN memaparkan empat pilar ESG yang dijalankannya, yaitu Memajukan Sumber Daya Manusia (SDM), Menjunjung Tinggi Etika, Melestarikan Lingkungan, dan Mengelola Sumber Daya.
"Laporan pertama yang kami rilis ini menjadi bukti komitmen kami dalam mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dan transparansi dalam bisnis operasional kami," ujar Vice President Corporate Communications dan Investor Relations AMMN, Kartika Octaviana, dalam keterangan resminya.
Menurut Kartika, produk tembaga yang dihasilkan AMMN merupakan komoditas kunci yang sangat dibutuhkan dunia dalam transisi menuju energi hijau.
Karenanya, AMMN disebut Kartika berkomitmen penuh dalam memastikan bahwa proses pertambangan perusahaan benar-benar dilakukan dengan prinsip ESG yang kuat.
Dalam laporan tersebut, AMMN memaparkan bahwa berbagai investasi telah dilakukan untuk memitigasi dampak lingkungan. Pada tahun 2022, misalnya, AMMN menginvestasikan lebih dari USD35 juta untuk pengelolaan lingkungan hidup.
Nilai investasi tersebut diklaim Kartika meningkat 53 persen dibanding alokasi yang telah digelontorkan pada tahun sebelumnya.
Sejak Juni 2022, AMMN juga mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Indonesia untuk operasional pertambangan, dengan kapasitas puncak 26,8 megawatt.
Tidak hanya dalam bidang lingkungan, berbagai program sosial berkelanjutan juga dipaparkan dalam laporan berkelanjutan AMMN. Berbagai program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan target penerima manfaat adalah warga sekitar wilayah operasional di KSB.
Berbagai program tersebut antara lain beasiswa pendidikan vokasi untuk talenta muda, pencegahan stunting, peningkatan kapasitas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), hingga pengembangan olahraga sepak bola untuk mengembangkan potensi atlet muda, termasuk perempuan dan anak-anak dengan disabilitas.
Seluruh program sosial yang dilakukan AMMN juga dilakukan dengan melalui studi yang komprehensif dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan yang ahli di bidangnya.
Dengan demikian, program-program ini dapat tepat sasaran, terukur, dan menghasilkan dampak yang luas dan berkelanjutan.
"Pada akhirnya, program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing masyarakat KSB," tegas Kartika. (TSA)