MARKET NEWS

Terbantu Relaksasi Pandemi, Nippon Indosari (ROTI) Kantongi Pendapatan Rp3,93 T

Taufan Sukma/IDX Channel 28/06/2023 04:44 WIB

ROTI sukses menyisihkan laba sebesar Rp432 miliar, atau tumbuh hingga 52,1 persen dibanding catatan laba pada 2021 yang masih sebesar Rp 284 miliar.

Terbantu Relaksasi Pandemi, Nippon Indosari (ROTI) Kantongi Pendapatan Rp3,93 T (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) sukses meraup pendapatan di sepanjang 2022 lalu sebesar Rp3,93 triliun.

Nilai tersebut terhitung tumbuh sebesar 19,7 persen dibanding realisasi pendapatan produsen F&B dengan merek Sari Roti itu pada periode 2021.

Dari capaian tersebut, ROTI sukses menyisihkan laba sebesar Rp432 miliar, atau tumbuh hingga 52,1 persen dibanding catatan laba pada 2021 yang masih sebesar Rp 284 miliar.

Demikian disampaikan oleh PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) sebagai induk usaha Indomaret, dalam paparan publik perusahaan, yang digelar pada Selasa (27/6/2023).

Dengan kepemilikan saham sebesar 25,77 persen, pihak DNET turut menyertakan capaian kinerja ROTI dalam laporan keuangannya pada periode 2022 lalu.

"Saat ini, ROTI masih mampu menjaga positioningnya sebagai produsen roti massal pertama dan terbesar di Indonesia," ujar Direktur Utama DNET, Haliman Kustedjo, dalam paparan publik.

Positioning sebgaai penguasa pasar tersebut, menurut Haliman, menjadi salah satu kekuatan utama yang dimiliki anak usahanya itu dalam menghadapi ketatnya persaingan bisnis roti di dalam negeri. 

Tahun ini, Haliman menjelaskan, ROTI berencana menambah satu pabrik baru yang berlokasi di Pekanbaru. Dengan demikian, sampai akhir tahun nanti, total pabrik yang dimiliki ROTI akan berjumlah 15 pabrik.

Dalam pandangan Haliman, secara umum pertumbuhan kinerja ROTI tidak lepas dari relaksasi mobilitas kegiatan masyarakat paska pandemi, serta peran manajemen dalam memaksimalkan produksi, efisiensi serta inovasi produk yang memberikan nilai tambah.

Tak hanya ROTI, DNET juga mengumumkan update capaian kinerja deretan anak usaha lainnya, seperti PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dengan kepemilikan saham sebesar 40 persen, dan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) sebesar 35,84 persen.

Haliman menjelaskan, deretan anak usaha tersebut diharapkan dapat menopang kinerja DNET yang selama ini masih cukup mengandalkan kontributor utama dari bisnis serat optik lewat salah satu anak usahanya, yaitu PT Mega Akses Persada (MAP/ FiberStar).

Karenanya, sebagai backbone bisnis perusahaan, DNET kini telah berupaya menggenjot kinerja MAP, seiring keyakinan bahwa prospek bisnis layanan infrastruktur berbasis serat optik masih sangat menjanjikan.

Tak tanggung-tanggung, DNET menargetkan adanya penambahan sambungan pelangggan baru (Home Connected) hingga 500.000 unit, atau tumbuh sebesar 47,36 persen dari periode sama tahun lalu.

Target penambahan tersebut disesuaikan dengan asumsi gelaran kabel yang hingga akhir tahun nanti diperkirakan dapat mencapai kurang-lebih 42.832 km.

"Target tersebut kami dasarkan pada potensi pasar dan realisasi sambungan baru, yang per Desember 2022 mencapai 339.312 unit, atau ada pertumbuhan 25,8 persen dibanding realisasi 2021," tegas Haliman. (TSA)

SHARE