Terbebani Lonjakan Yield Treasury, Wall Street Dibuka Melemah
Imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10-tahun naik menjadi 4,23 persen. Sementara imbal hasil obligasi dua tahun naik menjadi 4,93 persen.
IDXChannel - Indeks utama Wall Street dibuka koreksi pada Selasa (5/9/2023), setelah imbal hasil (yield) surat utang Amerika Serikat (treasury) yang lebih tinggi, sehingga membebani sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar.
Di sisi lain, data aktivitas ekonomi yang suram di China memicu kekhawatiran terhadap permintaan di negara tersebut.
Dow Jones Industrial Average koreksi 0,04 persen di 34.824,99, S&P 500 turun 0,11 persen di 4.510,88, sedangkan Nasdaq Composite melemah 0,24 persen menjadi 13.997,76.
Imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10-tahun naik menjadi 4,23 persen. Sementara imbal hasil obligasi dua tahun naik menjadi 4,93 persen.
Kondisi ini berlangsung menjelang rilis sejumlah data ekonomi, dan pertemuan kebijakan Federal Reserve AS pada akhir bulan ini.
Saham-saham big caps sektor teknologi seperti Apple (AAPL.O), Nvidia (NVDA.O), Meta Platforms (META.O) dan Netflix (NFLX.O) tertekan di kisaran 0,4 persen dan satu persen pada perdagangan pre-market.
"Investor sedang bergulat dengan apa yang kami anggap sebagai tingkat ekonomi yang lemah, dan keuntungan pendapatan yang masih relatif rendah bagi rata-rata perusahaan," ujar Kepala Strategi Investasi Glenmede, Jason Pride, dilansir Reuters, Selasa (5/9/2023).
Saat ini para pelaku pasar juga tengah menantikan rapat dewan Federal Reserve pada akhir bulan ini. Indikator FedWatch dari CME Group membaca peluang sebesar 93 persen, bahwa The Fed akan mempertahankan bunga acuan.
Sementara, Goldman Sachs (GS.N) menurunkan kemungkinan resesi AS yang terjadi dalam 12 bulan ke depan menjadi 15 persen dari 20 persen di tengah terus meredanya data inflasi dan pasar tenaga kerja. (TSA)