MARKET NEWS

Terimbas Pelemahan Daya Beli Masyarakat, Target Harga Saham KLBF Dipangkas

Fiki Ariyanti 25/08/2024 20:45 WIB

Panin Sekuritas memangkas target harga saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Ini alasannya.

Terimbas Pelemahan Daya Beli Masyarakat, Target Harga Saham KLBF Dipangkas (foto mnc media)

IDXChannel - Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan laba bersih enam bulan pertama 2024 sebesar Rp1,8 triliun atau naik 18,1 persen YoY di atas estimasi. Kenaikan ini ditopang oleh kinerja positif pada segmen distribution & logistic, segmen prescription pharmaceuticals, serta penurunan beban operasi lainnya.

Analis Saham Panin Sekuritas, Sarkia Adelia mengatakan, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp7,96 triliun atau naik 9 persen Yoy di kuartal II-2024. Sehingga membawa pendapatan semester I-2024 menjadi Rp16,3 triliun atau nai 7,6 persen YoY yang ditopang oleh pertumbuhan pada seluruh segmen bisnis perseroan. 

"Pertumbuhan signifikan terjadi pada segmen distribusi & logistik yang tercatat sebesar Rp5,3 triliun atau naik 17,1 persen YoY seiring adanya beberapa principal baru," kata dia dalam risetnya, Jakarta, Minggu (25/8). 

Sementara segmen obat resep tercatat sebesar Rp4,5 triliun atau tumbuh 7,6 persen YoY didukung oleh performa biological product, serta dukungan dari Kalventis yang memperkuat portofolio perseroan pada pengobatan diabetes dan kardiovaskular. 

Di sisi lain, segmen consumer health & nutrition relatif flat, 1,3 persen YoY dan 0,5 persen YoY secara berurutan. GPM mengalami sedikit penurunan menjadi 39,6 persen di Juni 2024 yang sebagian besar disebabkan oleh perubahan product mix.

Sarkia menambahkan, segmen pharmaceutical mencatatkan kinerja yang positif di kuartal II-2024 dengan membukukan penjualan sebesar Rp2,3 triliun atau naik 11,3 peren YoY seiring dengan volume penjualan kuat diiringi kenaikan ASP sekira 3 persen sampai 5 persen pada sejumlah produk. 

"Kami melihat sejumlah sentimen yang akan memengaruhi pertumbuhan segmen obat resep di tahun ini, di antaranya keunggulan pada bidang oncology, biologics dan unbranded generic product, di mana perseroan merupakan market leader farmasi di Indonesia," ujarnya.

Selain itu, sambungnya, potensi pertumbuhan pada new biologics products, yakni Zerpidio 100 mg sebagai obat kanker dan Efesa 0,3 & 0,6 mg sebagai obat penyakit Anemia yang telah mendapat izin edar di Indonesia dan beberapa negara lainnya.

"Serta perluasan akses pasar ekspor, di mana Kalbe melalui anak perusahaannya, yakni Kalbe Internasional Pte. Ltd., telah mengakuisisi 49 persen saham Alliance Pharma co.Ltd., perusahaan farmasi di Thailand," kata Sarkia. 

Di sisi lain, dia melihat pertumbuhan positif pada segmen distribusi & logistik seiring ekspansi bisnis melalui Enseval dan penambahan principal baru, yang mendorong kenaikan pendapatan dari third party di tahun ini.

"Sementara segmen consumer health mengalami normalisasi seiring dengan meningkatnya behavior masyarakat, sehingga kami perkirakan segmen ini tumbuh single digit growth dengan produk “Promag” yang menjadi kontributor terbesar serta energy drink, yakni “Extra Joss” yang memiliki permintaan tinggi di pasar ekspor," tutur Sarkia. 

"Namun, perlambatan segmen nutrisi perlu diperhatikan, disebabkan oleh perilaku downtrading dan pergeseran ke format likuid," ujarnya.

Sarkia menuturkan, KLBF resmi bekerja sama dengan Livzon Pharmaceutical Group Inc (China) dengan mendirikan perusahaan patungan (JV) dengan nama PT Livzon Pharma Indonesia yang akan mendirikan pabrik bahan baku obat (API) di Indonesia dengan nilai investasi awal sebesar Rp650 miliar. 

Saat ini bentuk kerja samanya masih dalam bentuk shareholder agreement (SHA), sehingga masih ada beberapa langkah administratif yang harus diselesaikan sebelum pembangunan pabrik dimulai. 

Manajemen memperkirakan pembangunan ini akan berlangsung di akhir tahun ini atau awal tahun depan. 

"Perlu dicermati bahwa API yang akan diproduksi nanti hanya akan mencakup lini pasar ekspor dan beberapa produk obat saja, mengingat saat ini market Indonesia belum scalable," ujar Sarkia.

"Meski demikian, kami melihat ekspansi di bidang manufaktur API ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi Kalbe yang memiliki raw material sekira 90 persen impor, baik dalam hal pengurangan ketergantungan impor ditengah tantangan fluktuasi kurs, peningkatan margin, maupun potensi untuk memanfaatkan peluang ekspor dan efisiensi biaya," katanya. 

Oleh karena itu, Sarkia merekomendasikan HOLD dengan menurunkan target harga untuk saham KLBF.

"Menurunkan target harga ke Rp1.700 (implied PE 26,1x di 2025), dari sebelumnya Rp1.900 yang disebabkan oleh perlambatan kinerja pada divisi nutrition akibat melemahnya daya beli masyarakat,  pertumbuhan yang relatif terbatas, serta valuasi yang relatif premium," ujar Sarkia.

Namun menurutnya, beberapa katalis positif yang perlu dicermati untuk perseroa, yaitu performa dari divisi farmasi yang kuat seiring pengembangan produk biologi terbaru, memiliki hubungan mitra yang kuat dan network expansion, serta kondisi neraca yang solid dengan posisi net cash setiap periode.

(Fiki Ariyanti)

SHARE