Tersengat January Effect, Saham BBRI Ukir Rekor ATH Baru di 5.850
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI kembali mencetak rekor all time high (ATH).
IDXChannel - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI kembali menorehkan catatan gemilang mengawali 2024 dengan mencetak rekor all time high (ATH) pada penutupan perdagangan Jumat (12/1/2024).
Saham BBRI berakhir menguat sebesar 1,74% ke level tertinggi sepanjang sejarah di 5.850. Sementara secara year to date, dari awal tahun sampai saat ini, saham bank big cap itu naik 2,18 persen.
Saham BBRI telah diperdagangkan sebanyak 109,72 juta saham dan nilai transaksinya mencapai Rp639,48 miliar. Dengan peningkatan tersebut, kapitalisasi pasar BRI menjadi Rp879,04 triliun.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi mengatakan, lonjakan saham bank-bank besar termasuk BBRI dipicu oleh perubahan alokasi investasi yang sering terjadi awal tahun atau “January Effect”.
Hal ini semakin diperkuat oleh proyeksi kinerja positif untuk tahun fiskal 2023 yang diprediksi akan meningkat.
Oktavianus meyakini, saham-saham besar berpotensi akan terus melesat seiring kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter dari bank sentral. Hal itu juga seiring dengan potensi penurunan imbal hasil obligasi yang mendorong arus masuk ke IHSG di Indonesia.
Pencapaian ini pun sesuai dari rekomendasi Investasiku sebelumnya, di mana pergerakan BBRI direkomendasikan untuk “buy” atau beli dengan target price di level Rp5.700.
Dari analisis tersebut mengungkapkan, BBRI saat ini sedang membentuk candle Bullish Engulfing dengan potensi penguatan ke area harmonic resistance Fibonacci 161.8.
Hal itu didukung oleh indikator MACD yang bergerak di area positif. Itu juga membuat BBRI memiliki rasio Price Earnings (PE) sebesar 15,4x yang menunjukkan posisi valuasi undervalue, karena berada dekat -1 PE standar deviasi selama lima tahun terakhir, yakni sebesar 14.2x.
Capaian ini melanjutkan capaian positif dan kinerja BRI sejak tahun lalu. Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan, keberhasilan yang dicapai BRI mencerminkan kemampuan perseroan dalam merespons berbagai tantangan.
Sunarso menambahkan, BRI memiliki optimisme yang besar untuk mengarungi iklim bisnis pada 2024, karena BRI memiliki fundamental yang kuat.
Hal tersebut juga ditopang oleh stimulus fiskal yang diharapkan mampu meningkatkan purchasing power masyarakat, faktor pemilihan umum, serta manajemen risiko perbankan yang semakin baik karena telah berkali-kali menghadapi krisis.
"Di sisi lain, BRI juga telah memiliki sumber pertumbuhan baru yakni holding ultra mikro,” imbuh Sunarso.
(FAY)