MARKET NEWS

Tersengat Kenaikan Harga Emas, Saham Logam Kuning ARCI-BRMS Cs Berpesta

Maulina Ulfa - Riset 27/11/2023 12:42 WIB

Saham-saham emiten emas berpesta pada perdagangan awal pekan, Senin (27/11/2023).

Tersengat Kenaikan Harga Emas, Saham Logam Kuning ARCI-BRMS Cs Berpesta (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Saham-saham emiten emas berpesta pada perdagangan awal pekan, Senin (27/11/2023). Sejumlah emiten emas ketiban untung dari reli harga emas yang juga menguat. 

Sebagai informasi, harga emas dunia menguat di atas USD2.000 per troy ons pada perdagangan awal pekan ini.

Emas menguat 0,43 persen tepatnya di level USD2.010 per pukul 10.47 WIB. Harga emas mencapai level tertinggi dalam lebih dari enam bulan dan mendapat keuntungan besar dari pelemahan dolar di tengah para investor yang bertaruh bahwa suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) telah mencapai puncaknya.

Sebut saja saham emiten pertambangan yang berfokus pada produksi emas, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menguat 2,65 persen di level Rp388 per lembar saham menjelang akhir sesi I perdagangan hari ini. 

Lalu ada emiten afiliasi Bumi Resources (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS) yang sahamnya menguat 1,6 persen di level Rp190 per lembar saham hingga pukul 11.40 WIB. 

Tak hanya BRMS, saham perusahaan tambang emas dan mineral lainnya, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) juga menguat 1,32 persen di level Rp2.300 per lembar saham. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga menguat 0,62 persen di level Rp1.615 per lembar saham. (Lihat grafik di bawah ini)


Saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) juga menguat 1,01 persen di level RP400 per lembar saham. Tak mau kalah, United Tractors Tbk. (UNTR) juga menguat 0,33 persen di level Rp22.700 per lembar saham.

Sebagai informasi, pada Jumat (13/10/2023) Bloomberg melaporkan bahwa pengendali ARCI dengan kepemilikan 85 persen, PT Rajawali Corpora, berencana untuk menjual saham mayoritasnya. 

PT Rajawali Corpora dikabarkan mengincar valuasi sekitar USD1 miliar untuk emiten tersebut. Perwakilan ARCI menyebut bahwa mereka tidak memiliki informasi terkait divestasi ini, sementara PT Rajawali Corpora belum memberikan komentar.

Bloomberg melaporkan perbincangan mengenai divestasi masih dilakukan, tetapi belum ada kepastian apakah PT Rajawali Corpora akan menjual ARCI.

ARCI juga berencana menjadi perusahaan emas terintegrasi dengan meluncurkan pemurnian emas berkapasitas 30 ton per tahun pada 3Q23 melalui anak usahanya, PT Elang Mulia Abadi Sempurna. ARCI mencatatkan produksi emas sebesar 111,1 kilo ons selama FY22, turun -42,8% YoY akibat bencana alam di pit Araren. 

Berdasarkan public expose pada Juni 2023, manajemen ARCI menyebut bahwa pit Araren telah kembali beroperasi per 4Q22 dan kondisinya telah stabil saat ini.

Disamping itu, sepanjang semester I-2023 lalu, ARCI telah memproduksi 54 kilo ons emas. Angka tersebut lebih rendah 7 persen dibanding realisasi periode semester I 2022.

BMRS selaku emiten tambang emas yang juga terafiliasi Grup Bakrie juga mencatatkan lonjakan pendapatan dan laba bersih selama Januari-September 2023 berkat naiknya penjualan emas.

Laba bersih BRMS tercatat USD10,66 juta sepanjang kuartal tiga (Q3) 2023, meroket 65 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy) sebesar USD6,47 juta.

Kenaikan laba bersih perseroan ini ditopang oleh lonjakan total pendapatan hingga 294 persen menjadi USD32,74 juta. Angka ini naik secara yoy yang sebesar USD8,32 juta.

Pendapatan BRMS juga ditopang dari segmen penjualan emas yang meroket 340 persen menjadi USD31,74 juta pada kuartal yang sama. Angka ini lebih tinggi dari periode sama tahun lalu sebesar USD7,22 juta.

BRMS juga mencatatkan produksi emas 328 persen yoy sebesar 511 kg atau setara 16.437 oz dalam 9 bulan pertama tahun ini.

Adapun MDKA juga mencatatkan pertumbuhan produksi emas dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Produksi emas MDKA mencapai 109.159 ons di sepanjang Januari-September 2023. Angka ini naik secara yoy sebanyak 107.168 ons.

Sepanjang 2023, target produksi emas MDKA mencapai 120 ribu hingga 140 ribu ons ons. Dari laporang keuangan, sepanjang Januari-Juni 2023 lalu, MDKA membukukan pendapatan usaha USD520,03 juta, naik 52,32 persen yoy.

Sayangnya, MDKA masih tercatat membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih sebesar USD49,21 juta sepanjang Januari-Juni 2023. Pada Januari-Juni 2022, MDKA membukukan laba bersih mencapai USD97,79 juta.

Selain BMRS dan MDKA, ANTM selaku emiten emas pelat merah membukukan laba bersih Rp3,82 triliun pada 2022. Angka itu tumbuh 105 persen yoy sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam enam tahun terakhir.

Sepanjang 2022, emas menjadi kontributor terbesar kinerja keuangan ANTM, dengan nilai penjualan Rp31,63 triliun atau 69 persen dari total penjualan.

(DES)

SHARE