MARKET NEWS

Tersengat Wall Street, Bursa Asia Menghijau

TIM RISET IDX CHANNEL 28/12/2023 10:39 WIB

Bursa saham Asia-Pasifik bergerak menguat pada lanjutan perdagangan Kamis (28/12/2023) seiring menghijaunya bursa saham Amerika Serikat (AS).

Tersengat Wall Street, Bursa Asia Menghijau. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Bursa saham Asia-Pasifik bergerak menguat pada lanjutan perdagangan Kamis (28/12/2023) seiring menghijaunya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, pada Rabu (27/12) waktu setempat.

Indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 1,71 persen, Shanghai Composite melejit 1,18 persen, Straits Times Index Singapura mendaki 1,59 persen, KOSPI Korea Selatan naik 1,05 persen, Sensex India terapresiasi 0,98 persen, dan ASX 200 Australia tumbuh 0,45 persen.

Dari dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,46 persen ke posisi 7.279, melanjutkan kenaikan 0,12 persen pada Rabu (27/12).

Berbeda, indeks Nikkei Jepang turun 0,53 persen di tengah rebound mata uang yen.

Penguatan bursa saham Asia terjadi seiring pasar bertaruh pada penurunan suku bunga yang lebih agresif yang memperpanjang reli besar-besaran pada saham dan obligasi AS, kendati masih terus waspada menghadapi tahun depan.

Semalam, tiga indeks Wall Street menguat. Dow Jones Index naik 0,30 persen, S&P 500 terangkat 0,14 persen, dan Nasdaq 0,16 persen.

Mengutip Reuters, Kamis (28/12), kurangnya berita penting tidak menghentikan investor untuk meningkatkan ramalannya terhadap penurunan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) secara cepat.

Saat ini, futures menyiratkan peluang pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 88 persen pada awal Maret 2024, perubahan besar dibandingkan bulan lalu ketika probabilitasnya hanya 21 persen.

Pasar memperkirakan pelonggaran sebesar 157 basis poin pada 2024, dan memperkirakan tingkat suku bunga akan mencapai 3,00-3,25 persen pada 2025.

“Penurunan inflasi yang cepat kemungkinan akan menyebabkan The Fed memangkas suku bunga lebih awal dan cepat untuk mengatur ulang suku bunga kebijakan dari tingkat yang kemungkinan besar akan dianggap offside oleh sebagian besar peserta,” tulis analis di Goldman Sachs dalam sebuah catatan, dilansir dari Reuters, Kamis (28/12).

"Kami memperkirakan tiga pemangkasan [suku bunga] berturut-turut sebesar 25bp pada Maret, Mei, dan Juni, diikuti oleh satu pemangkasan per kuartal hingga suku bunga [The Fed] mencapai 3,25-3,5% pada kuartal ketiga 2025. Perkiraan kami menyiratkan 5 pemotongan pada 2024 dan 3 pemangkasan lagi pada 2025," imbuh analis tersebut.

Di sisi lain, imbal hasil (yield) obligasi US Treasury bertenor 10-tahun mencapai 3,812 persen, setelah mencapai level terendah dalam lima bulan dalam semalam. Imbal hasil obligasi bertenor 2-tahun turun menjadi 4,273 persen, setelah sempat mencapai 5,295 persen pada Oktober lalu. (ADF)

SHARE