Tertinggi di Bursa, Pemegang Saham BBRI Tembus 517 Ribu
Pemegang saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI meningkat pesat dalam 3 bulan terakhir.
IDXChannel – Pemegang saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI meningkat pesat dalam 3 bulan terakhir. Kini, bank BUMN tersebut memiliki jumlah investor terbanyak di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurut data BEI, per 31 Mei 2024, pemegang saham BBRI mencapai setengah juta atau tepatnya 517.854 investor. Angka ini naik sebanyak 70.042 investor dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara, pertumbuhan hingga akhir April 2024 dibandingkan dengan akhir Maret 2024 mencapai 97.985 investor.
Sejak Maret 2024, investor BBRI terus bertambah. Apabila dijumlahkan, selama akhir Maret hingga akhir Mei 2024, pemegang saham BBRI melonjak 168.027.
Pertambahan pesat tersebut melampaui total investor PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan 128.105 pemegang saham, atau emiten consumer goods PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang memiliki investor 117.602.
Praktis, BBRI kini menduduki peringkat pertama emiten dengan investor terbanyak, mengalahkan emiten bank swasta Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang dikuasai 362.976 pemegang saham atau raksasa teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan 354.557 investor. (Lihat tabel di bawah ini.)
Sebelumnya, BRI mencetak laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp15,98 triliun pada kuartal I-2024, angka terbesar di bursa sepanjang periode tersebut, di atas BBCA (Rp12,9 triliun) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan laba bersih Rp12,7 triliun.
Laba BRI tersebut tumbuh 2,6% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp15,56 triliun.
Mengutip laporan keuangan perseroan, pada 25 April lalu, pertumbuhan laba tersebut tetap ditopang oleh pendapatan bunga bersih. BRI mencatat pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) yang naik 9,6% yoy menjadi Rp35,95 triliun dari tahun sebelumnya Rp32,78 triliun.
Meski demikian, rasio NIM yang dicatatkan bank berkode saham BBRI ini turun tipis 8 basis poin (bps) dari 6,67% pada kuartal I 2023 menjadi 6,59% pada kuartal I 2024.
Peningkatan laba terdorong oleh raupan pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar Rp5,43 triliun pada kuartal I 2024, naik 7,1% yoy.
Salah satu hal yang menjadi penghambat pertumbuhan laba BRI di periode ini adalah pencadangan yang mengalami kenaikan. BRI mencatat Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sebesar Rp12 triliun atau naik 69,25% yoy.
Dari sisi penyaluran kredit, BRI mampu menumbuhkan kredit sekitar 10,89% yoy menjadi Rp1.308,6 triliun. Mayoritas dari kredit tersebut merupakan kredit UMKM yang mencapai Rp1.089,41 triliun atau setara dengan 83,25% dari total portofolio kredit. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.