MARKET NEWS

The Fed Beri Komentar Dovish, Imbal Hasil Obligasi Global Kompak Merosot

Maulina Ulfa - Riset 29/11/2023 16:04 WIB

Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun turun menjadi 4,26 persen dan merupakan level terendah sejak pertengahan September.

The Fed Beri Komentar Dovish, Imbal Hasil Obligasi Global Kompak Merosot (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Imbal hasil obligasi pemerintah di seluruh dunia turun setelah komentar dovish dari pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Ini memperkuat spekulasi bahwa bank sentral sudah selesai menaikkan suku bunga dan akan mulai menurunkan suku bunga tahun depan. Imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10-tahun turun menjadi 4,26 persen dan merupakan level terendah sejak pertengahan September. 

Hal serupa juga dialami imbal hasil obligasi pemerintah Jerman bertenor 10-tahun yang merupakan patokan untuk Kawasan Euro, turun menjadi 2,43 persen dan menjadi yang terendah dalam sekitar 4 bulan. (Lihat grafik di bawah ini)

Penurunan serupa juga terjadi pada imbal hasil Gilt 10-tahun di Inggris yang turun ke angka 4,2 persen. Ini karena investor mencerna pernyataan hawkish dari para pengambil kebijakan Bank of England, sambil menantikan serangkaian data ekonomi global yang dijadwalkan akhir pekan ini, termasuk arah kebijakan moneter The Fed.

Sementara imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun juga turun di bawah 0,7 persen, merosot ke level terendah dalam hampir tiga bulan dan mengikuti penurunan imbal hasil obligasi AS.

Sinyal Dovish The Fed

Gubernur The Fed, Christopher Waller mengatakan pada Selasa (28/11/2023) bahwa dia semakin yakin akan kebijakan The Fed yang sekarang sudah tepat untuk mengendalikan inflasi.

Tidak ada pernyataan yang disiapkan Waller untuk pidatonya di Washington, D.C., yang menunjukkan bahwa dia mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga, dan dia mencatat bahwa inflasi saat ini masih terlalu tinggi. 

Namun dia menunjukkan sejumlah kemajuan yang telah dicapai, dan menyarankan The Fed setidaknya tidak perlu menaikkan suku bunga lebih jauh setelahnya.

“Meskipun saya terdorong oleh tanda-tanda awal aktivitas ekonomi yang melambat pada kuartal keempat berdasarkan data yang ada, inflasi masih terlalu tinggi, dan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah perlambatan yang kita lihat akan berlanjut,” katanya. 

Waller juga semakin yakin bahwa kebijakan bank sentral saat ini berada pada posisi yang tepat untuk memperlambat perekonomian dan mengembalikan inflasi ke 2 persen.

Waller menambahkan bahwa ia bisa melihat titik di mana The Fed mungkin mulai menurunkan suku bunganya jika inflasi terus menurun dalam tiga hingga lima bulan ke depan.

“Ini tidak ada hubungannya dengan upaya menyelamatkan perekonomian. Itu konsisten dengan setiap aturan kebijakan. Tidak ada alasan untuk mengatakan kami akan mempertahankannya pada tingkat yang tinggi,”lanjut Waller

Pidato berikutnya pada Selasa pagi dari Gubernur Michelle Bowman memberikan pandangan yang kontras. Ia menegaskan kembali keyakinannya bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut mungkin diperlukan karena dinamika yang berkembang membuat inflasi tetap tinggi.

Komentar ini muncul dua minggu sebelum pertemuan kebijakan Federal Open Market Committee’s (FOMC) yang menetapkan suku bunga pada 12-13 Desember mendatang. 

Pasar sebagian besar mengharapkan komite untuk mempertahankan suku bunga pinjaman utama tetap stabil dalam kisaran target antara 5,25 persen-5,5 persen. Namun para pejabat The Fed telah menekankan pentingnya tetap waspada terhadap inflasi dan menjaga pilihan mereka tetap terbuka.

Selama perjuangan bank sentral melawan inflasi, Waller merupakan salah satu anggota yang lebih hawkish, yang berarti ia lebih menyukai kebijakan yang lebih ketat dan suku bunga yang lebih tinggi. 

Namun, ia memberi judul pidatonya pada Selasa kemarin dengan judul “Something Appears to Be Giving,” berbeda dengan pidato baru-baru ini yang berjudul “Something’s Got to Give.”

“Saya terdorong oleh apa yang telah kita pelajari dalam beberapa minggu terakhir yakni laju perekonomian,” katanya.

Waller menyebutkan berbagai bidang di mana aktivitasnya moderat, mulai dari penjualan ritel, pasar tenaga kerja, hingga manufaktur. Dia juga mencatat berkurangnya tekanan rantai pasokan yang sebagian besar bertanggung jawab atas lonjakan awal inflasi, namun dia mengatakan faktor tersebut tidak dapat diandalkan untuk membantu menurunkan inflasi lebih lanjut.

“Kebijakan moneter harus bekerja mulai saat ini untuk mengembalikan inflasi ke 2 persen,” katanya.

(DES)

SHARE