The Fed dan Evergrande Picu Pelemahan Wall Street
Tiga indeks acuan dalam bursa pasar modal Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Jumat waktu setempat.
IDXChannel - Tiga indeks acuan dalam bursa pasar modal Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Jumat waktu setempat.
Pantauan Sabtu (25/9/2021) dini hari, indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) dibuka melemah di 34.762 dari penutupan sebelumnya di 34.764. Bergerak di area 34.648-34.857, hingga pukul 01:35 dini hari, DJI berada turun (-0,01%) di level 34.762.
Sejumlah saham yang menguat di antaranya: Salesforce (2,32%), JPMorgan (1,04%), American Express (0,80%), dan McDonald's (0,60%). Pergerakan pasar diketahui masih terkena imbas langkah Federal Reserve (The Fed) yang bakal memperketat kebijakan moneter. Lebih jauh, kekhawatiran masalah utang perusahaan properti China, Evergrande membuat investor cenderung di level siaga menunggu kabar selanjutnya.
S&P 500 (SPX) dibuka turun di 4.430 dari penutupan sebelumnya di 4.448. SPX bergerak di area 4.428 - 4.455. Hingga pukul 01:40 WIB, SPX naik (0,01%) di 4.449. Nasdaq 100 (NDX) dibuka merosot di 15.222 dari 15.316. NDX bergerak di range 15.209 - 15.308, pukul 01:42 WIB, NDX masih anjlok (-0,18%) di 15.289.
Sejumlah saham top gainers di antaranya: Match Group (3,24%), Costco (3,05%), Fox Corp A (2,47%), Fox Corp B (2,16%), dan Tesla (1,87%) terpantau menggerakkan pasar hari ini.
Sebelumnya, Presiden Federal Reserve perwakilan Cleveland Loretta Mester memberi catatan dalam jumpa pers Rabu lalu bahwa Gubernur The Fed Jerome Powell kemungkinan besar bakal mengurangi pembelian obligasi (tapering) relatif cepat mulai November. Di samping itu, The Fed juga telah memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan pada tahun depan.
Dalam pidatonya, Loretta Mester menegaskan bahwa kondisi perekonomian Amerika Serikat telah memenuhi syarat diberlakukannya pengetatan kebijakan moneter.
"Saya mendukung rencana pada bulan November dan menyelesaikannya pada paruh pertama tahun depan," kata Mester dalam sambutannya, dilansir Reuters, Sabtu (25/9/2021).
Di sisi lain, pergolakan ekonomi di China pasca-terbitnya aturan ketat terhadap perusahaan, menjadi sorotan pasar global. Belum selesai urusan jeratan utang raksasa properti China Evergrande, masalah baru muncul di perusahaan konglomerat lainnya.
Chairman dan CEO HNA Group ditangkap polisi atas dugaan pelanggaran kriminal. Keduanya merupakan bos besar dari perusahaan yang bergerak di maskapai penerbangan, pariwisata, keuangan, properti hingga aneka bisnis lainnya. (NDA)