Tiba-Tiba Ramai, Ada Transaksi Nego Jumbo INCO Rp12 T, MIND ID Masuk?
Nilai transaksi perdagangan bursa tiba-tiba melonjak hingga Rp15,85 triliun pada awal perdagangan Kamis (6/4/2023).
IDXChannel - Nilai transaksi perdagangan bursa tiba-tiba melonjak hingga Rp15,85 triliun pada awal perdagangan Kamis (6/4/2023). Ini berada jauh di atas rerata sesi I yang di rentang Rp4-Rp5 triliun akhir-akhir ini.
Menurut informasi yang diterima dari para analis saham, ada transaksi di saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan nilai jumbo hingga Rp12,72 triliun di pasar negosiasi pada Kamis (6/4), pukul 09.06 WIB.
Sebanyak 19,87 juta lot saham INCO diperjualbelikan di harga rerata Rp6.404 per saham .
Hanya saja, belum diketahui dengan rinci pihak yang pembeli/penjual dan tujuan transaksi di saham emiten nikel tersebut.
Kabar beredar, ini kemungkinan terkait rencana holding BUMN pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID), melakukan divestasi 11 persen saham INCO.
Sebelumnya, diwartakan MNC Portal, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, memastikan aksi korporasi divestasi MIND ID tersebut tetap dilakukan.
Pasalnya, pemerintah tengah memperkuat hilirisasi sektor pertambangan dalam negeri. Salah satunya melalui pendirian pabrik EV Battery.
"Vale ikut pemerintah saja, kalau pemerintah pengen masuk, kita akan masuk. Kan pemerintah hilirisasi (pertambangan). Sudah ada minat menaikan sahamnya MIND ID di Vale, karena kita fokus di hilirisasi," ujar Arya saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, Jumat (3/2/2023).
Sejak beberapa waktu lalu, MIND dan Vale dikabarkan telah melakukan negosiasi terkait divestasi saham tersebut. Lantaran, aksi itu menjadi syarat Vale memperpanjang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya memang mengaku pemerintah tengah melakukan negosiasi dengan produsen pertambangan nikel laterit yang mayoritas sahamnya dikendalikan oleh Vale S.A. dan Vale Canada Limited, tersebut.
Sementara, pengamat saham sekaligus founder WH-Project, William Hartanto menjelaskan, transaksi negosiasi INCO tersebut bukan menjadi indikasi apa-apa. Ini lantaran, kata William kepada IDXChannel, Kamis (6/4), "Transaksi di pasar nego biasanya karena ada agenda tersendiri dari pembeli dan penjual yang tidak ingin melalui pasar reguler."
William melanjutkan, "Nilai transaksi di pasar nego tidak bisa dijadikan acuan untuk menilai likuiditas market juga, karena yang berlaku (yang menunjukkan optimisme pasar yang sebenarnya) adalah pasar reguler."
Selain itu, jelas William, dalam beberapa kasus, perdagangan saham di pasar nego adalah indikasi terjadinya distribusi.
"Namun, biasanya ini hanya terkonfirmasi pada saham-sagam yang strong uptrend. Kebetulan INCO tidak mengalami hal tersebut. Jadi saya ngga melihat ini sebagai indikasi yang jelek," pungkas William.
Sedangkan, analis senior Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Alfatih, juga menyebut ada nilai transaksi di saham INCO sebesar Rp12 triliun di pasar negosiasi.
"Hal tersebut bisa [memberikan dampak terhadap pasar saham reguler] karena perubahan kepemilikan, atau transaksi Repo," jelas Alfatih kepada IDXChannel, Kamis (6/4).
Di pasar reguler, pukul 10.19 WIB, harga saham INCO melemah 0,75 persen ke Rp6.625 per saham.
Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,11 persen ke 6.812,24. (ADF)