MARKET NEWS

Timah Menguat Dua Persen, Level Tertinggi dalam Sebulan

Maulina Ulfa 08/07/2024 10:18 WIB

Kontrak berjangka (futures) timah di London Metal Exchange (LME) naik 2,16 persen ke level USD33.874 per ton pada Jumat (5/6/2024).

Timah Menguat Dua Persen, Level Tertinggi dalam Sebulan. (Foto: TINS)

Timah Menguat Dua Persen, Level Tertinggi dalam Sebulan

IDXChannel - Kontrak berjangka (futures) timah di London Metal Exchange (LME) naik 2,16 persen ke level USD33.874 per ton pada Jumat (5/6/2024).

Harga timah berjangka sempat naik melampaui level USD33.350 per ton pada awal Juli, yang merupakan level tertinggi dalam lebih dari satu bulan, dan mengikuti kenaikan logam dasar utama. (Lihat grafik di bawah ini.)

Kenaikan ini karena ekspektasi stimulus China dapat memberikan dukungan terhadap permintaan dan memperbesar dampak kekhawatiran pasokan.

Data yang berbeda antara PMI manufaktur resmi dan PMI manufaktur Caixin China yang merupakan konsumen timah terbesar dunia, menggarisbawahi ketergantungan negara tersebut pada pasar ekspor, terutama bagi pabrik timah China untuk menjual produk mereka.

Kondisi ini meningkatkan ekspektasi bahwa Beijing akan mengumumkan langkah-langkah stimulus yang konkrit untuk meningkatkan permintaan domestik menjelang Sidang Pleno Ketiga pemerintah mendatang.

Sementara itu, eksportir utama Indonesia masih tetap khawatir akan terbatasnya pasokan global karena penundaan perizinan berdampak besar pada pengiriman pada kuartal pertama. Kondisi ini diperburuk oleh kekhawatiran akan gangguan perizinan di masa depan hingga sisa tahun ini.

Hal ini memperburuk kemunduran produksi sebelumnya, yang utamanya disebabkan oleh gangguan pertambangan di Negara Bagian Wa, Myanmar di tengah perang yang terjadi di negara tersebut.

Sepanjang 2024, harga timah dalam tren penguatan. Berdasarkan kajian King Research, market size pasar timah global ditaksir bernilai USD 6,86 miliar pada 2023 dan diproyeksikan mencapai USD9,29 miliar pada 2031, tumbuh pada CAGR sebesar 3,91 persen dari 2024 hingga 2031.

Dalam cakupan kerjanya, produksi timah global akan disumbang oleh sejumlah perusahaan seperti sebagai Yunnan Tin Group, PT Timah, Minsur, Malaysia Smelting Corporation Berhad, Thaisarco, Aurubis AG, Guangxi China Tin, Belmont Metals, Zenith Tins Pvt. Ltd., Swastik Kaleng Pvt. Ltd. dan lainnya.

Pasar timah global terutama dipasok oleh beberapa negara produsen utama, termasuk Indonesia, China, Myanmar, dan Peru, yang merupakan produsen timah terbesar.

Permintaan timah didorong oleh beragam penerapannya di berbagai industri. Di sektor elektronik, timah merupakan komponen penting dalam penyolderan, yang digunakan untuk menyambung komponen elektronik pada perangkat mulai dari elektronik konsumen hingga elektronik otomotif.

Industri pengemasan juga sangat bergantung pada pelat timah untuk kaleng makanan dan minuman karena ketahanannya terhadap korosi dan kemampuan dalam mengawetkan.

Selain itu, paduan timah dapat diaplikasikan pada suku cadang otomotif, bahan konstruksi, dan berbagai barang konsumsi.

Beberapa tren juga membentuk lintasan pertumbuhan industri timah. Kemajuan teknologi di bidang elektronik mendorong permintaan timah dalam aplikasi penyolderan, terutama seiring dengan menjamurnya perangkat elektronik dan pertumbuhan sektor-sektor seperti kendaraan listrik dan sistem energi terbarukan.

Kekhawatiran terhadap keberlanjutan mendorong perusahaan untuk mengeksplorasi sumber timah daur ulang dan menerapkan praktik penambangan yang ramah lingkungan.

Tren ini mengarah pada peningkatan investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan efisiensi metode ekstraksi dan pengolahan timah.

“Hasilnya, industri timah diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang stabil di tahun-tahun mendatang, dengan meningkatnya fokus pada praktik dan inovasi berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang di berbagai sektor,” tulis King Research dikutip Senin (8/7). (ADF)

SHARE