Tingkatkan Pasokan Semen Ramah Lingkungan, Indocement (INTP) Gandeng Krakatau Posco
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menandatangani MoU dengan Krakatau Posco mengenai Kerja Sama Strategis Pemanfaatan Produk Sampingan Baja.
IDXChannel - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menandatangani Nota Kesepahaman Bersama (MoU) dengan Krakatau Posco mengenai Kerja Sama Strategis Pemanfaatan Produk Sampingan Baja berupa granulated blast furnace slag (GBFS), slag baja, sludge, dan dust sebagai Bahan Baku Alternatif Semen Ramah Lingkungan.
Penandatangan MoU dilakukan oleh Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya dengan Presiden Direktur Krakatau Posco Kim Kwang Moo.
Penandatangan MoU yang ini merupakan kelanjutan kerja sama yang sebelumnya telah terjalin kedua belah pihak, untuk melakukan studi pemanfaatan produk sampingan baja dalam cakupan yang lebih luas sebagai bahan baku alternatif semen ramah lingkungan.
Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar serta membantu upaya pengurangan emisi karbon dari sektor konstruksi.
Indocement merupakan perusahaan yang sangat memperhatikan nilai emisi yang berasal dari kegiatan operasional usaha, dan secara konsisten menerapkan prinsip dan nilai environment, social and governance (ESG).
“Perusahaan kami juga terus berupaya untuk mewujudkan new purpose Indocement yaitu Material to Build Our Future," katanya dalam rilis, Selasa (12/9/2023).
"Ini merupakan upaya untuk memberikan solusi masa depan dengan memproduksi menyediakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan melalui penggunaan sumber bahan bakar dan bahan baku alternatif, langkah dan upaya efisiensi energi, serta praktik berkelanjutan lainnya," lanjut dia.
Indocement berupaya mengurangi dampak lingkungan serta membuka jalan untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Sementara itu, Presiden Direktur Krakatau Posco Kim Kwang-Moo, mengatakan, akan terus berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan semen di Indonesia untuk memanfaatkan by-product baja yang ramah lingkungan sebagai material multifungsi dalam bentuk kontribusi terhadap perkembangan Indonesia dan pelestarian alam.
“Di seluruh dunia, by-product baja dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi, seperti bahan baku semen dan agregat, namun Indonesia masih berada pada tahap awal penerapan hal ini sehingga pengetahuan mengenai sistem daur ulang dan kesadaran pasar pun masih perlu untuk lebih ditumbuhkan,” ungkap Kim Kwang-Moo.
Kerja sama ini merupakan upaya Indocement dalam melakukan mitigasi terhadap perubahan iklim.
Sebelumnya, Indocement telah menggunakan beragam bahan bakar alternatif seperti sekam padi, oil sludge, sampah perkotaan, ban bekas, serbuk gergaji, bekas kemasan dan refused derived fuel (RDF) untuk menggantikan batu bara.
Indocement juga telah berinvestasi lebih dari Rp1 triliun dalam 5–6 tahun terakhir untuk membangun beragam fasilitas untuk mengonsumsi bahan bakar dan bahan baku alternatif, investasi yang dilakukan seperti pembangunan fasilitas feeding, shredder, dan mixing untuk refused-derived fuel serta investasi yang terbaru berupa hot-disc facility.
(YNA)