MARKET NEWS

Tips Jika Terjebak di Saham Batu Bara: Cut Loss atau Hold? Intip Saran dari Investor Senior Ini

Kurnia Nadya 15/08/2023 16:08 WIB

Saat investor terjebak di saham batu bara yang tengah anjlok, investor tidak dianjurkan averaging down tanpa memperhatikan fundamental dan tekninal saham.

Tips Jika Terjebak di Saham Batu Bara: Cut Loss atau Hold? Intip Saran dari Investor Senior Ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Bagaimana tips jika terjebak di saham batu bara saat harganya menurun drastis? Tak jarang, investor dibuat panik saat harga memerah, terlebih jika saham dibeli pada harga puncaknya. 

Seperti yang diketahui, saham-saham komoditas bersifat siklikal, harganya bakal bergerak mengikuti perkembangan harga komoditas di pasar global. Sebab emiten menjual komoditas berdasarkan harga acuan dunia. 

Oleh karena itu, investasi ataupun trading pada saham-saham sektor komoditas membutuhkan trik dan waktu tersendiri. Umumnya, investor justru dianjurkan untuk membeli saat harga tengah menurun, alih-alih memborongnya saat harga sedang mahal. 

Sebab sifatnya yang siklikal dan bergantung pada harga dunia, harga saham komoditas pun relatif lebih berfluktuatif dibanding saham pada sektor-sektor lainnya yang pergerakannya lebih stabil, contohnya saham perbankan dan saham sektor primer. 

Ada istilah yang dikenal di kalangan investor dan trader saham, yakni ‘nyangkut’, di mana saham tidak bisa dijual karena berisiko merugi besar, sebab investor atau trader membeli saham tersebut saat harganya tengah berada di atas. 

Nah, saat investor terjebak pada situasi seperti ini, hal apa yang mesti dilakukan? Simak tips-tipsnya di bawah ini. 

Tips Jika Terjebak di Saham Batu Bara: Saran dari Ellen May dan Lo Kheng Hong 

Dalam kanal YouTube-nya, Ellen May mengatakan baik investasi dan trading membutuhkan kesiapan psikologisnya masing-masing. Seorang investor dan trader mesti tahu kapan stop loss dan cut loss sepenuhnya sesuai kesiapan mental masing-masing. 

Saat modal investor tersangkut di saham batu bara yang tengah anjlok, Ellen tidak menyarankan agar investor untuk cut loss sepenuhnya jika persentase kerugiannya dirasa sangat besar karena psikologis investor bisa terdampak buruk. Saran ini masuk akal, sebab tak sedikit investor pernah kapok berinvestasi karena pernah merugi. 

Berapa jumlah rugi yang dianggap besar? Berbeda-beda, tergantung pada tiap-tiap investor. 

Ada investor yang sanggup menerima kerugian hingga 50%, ada investor yang tidak sanggup menerima kerugian hanya 15%. Oleh karena itu, Ellen sangat menekankan pentingnya kesadaran atas kesiapan mental saat berinvestasi dan trading. 

Jika kerugian sudah dirasa sangat besar secara pribadi, Ellen menganjurkan agar investor mendiamkan sahamnya terlebih dahulu agar psikologis investor tidak terlalu terguncang. Ia juga tidak menganjurkan investor untuk menambah kepemilikannya dengan cara averaging down. 

Averaging down adalah membeli lagi saham di harga yang tengah menurun untuk mengurangi rata-rata kerugian. Cara ini tidak dianjurkan pada saham batu bara, sebab harganya berfluktuasi. Investor bisa berpotensi menambah rugi jika tren harganya turun. 

Ellen juga menganjurkan agar investor mencermati fundamental dan teknikal saham yang tengah anjlok itu. Jika fundamental dan secara tekninal baik, maka ada potensi harga sahamnya akan naik. 

Investor dapat menunggu kenaikan harga agar kerugiannya berkurang sebelum akhirnya menjual sahamnya. Ia mengatakan investor bisa averaging down dengan syarat, yakni jika persentase saham itu sangat kecil di portofolio dan jika ada potensi harga akan naik.

Ia juga menyarankan agar investor tak membeli saham lain setelah merugi untuk mengistirahatkan psikis. Seperti yang diketahui, merugi adalah pengalaman yang cukup mengguncang bagi investor dan trader. 

Sementara agar terhindar dari jebakan seperti ini, investor dapat meniru cara Lo Kheng Hong, yakni hanya membeli saham di harga murah. Dengan begitu, saat harga naik tinggi lalu turun lagi, kerugian yang dirasa tidak terlalu besar. 

Ia sendiri pernah membeli ABMM di harga Rp1.300an, lalu harga naik hingga level Rp4.000an, dan turun kembali pada level Rp3.000an, ia tetap menahan kepemilikannya meskipun secara teknis saat itu ia merugi, sebab sahamnya jatuh dari Rp4.000 ke Rp3.000. 

Namun karena ia membeli di harga yang sangat murah, maka penurunan harga itu tidak terlalu merugikannya. 

Itulah tips jika terjebak saham batu bara dari para investor kawakan. Sebagai pengingat, keputusan membeli dan menjual saham sepenuhnya berada di tangan investor. (NKK)

SHARE