Titik Terang Krisis Silicon Valley Bank, Saham Tekno Ini Berhasil Rebound
Saham sejumlah emiten tekno berhasil rebound merespons kabar baik terkait penyelesaian kebangkrutan Silicon Valley Bank.
IDXChannel – Saham emiten tekno PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS) berhasil rebound seiring adanya kabar baik soal penyelesaian kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan sesi I, Senin (13/3), saham KIOS naik 4,17 persen menjadi Rp75/saham mengungguli emiten-emiten tekno lainnya pada siang ini.
Selain KIOS, saham raksasa tekno GOTO juga rebound dengan kenaikan 1,60 persen ke level Rp127/saham.
Pada perdagangan sebelumnya, Jumat (10/3), saham-saham emiten tekno termasuk KIOS dan GOTO memerah seiring kabar dari kebangkrutan SVB.
BEI mencatat, pada penutupan Jumat (10/3) saham KIOS ambles hingga 6,49 persen menjadi Rp72/saham. Sedangkan, saham GOTO juga ikut terkontraksi 3,10 persen menjadi Rp125/saham.
Tak hanya kedua emtien tersebut, saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga ikut menghijau pada penutupan sesi I, Senin (13/3).
Melansir data BEI pada periode tersebut, saham EMTK menguat 1,72 persen ke level Rp885/saham.
Walaupun memang sejumlah saham tekno berhasil rebound siang ini, saham tekno lainnya, yakni PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT WIR Asia Tbk (WIRG), hingga PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) masih memerah di periode ini.
Menurut data BEI, saham BUKA merosot 0,77 persen ke level Rp258/saham. Sedangkan, saham WIRG dan TFAS juga turun masing-masing sebesar 1,80 persen dan 3,67 persen.
Tercatat, saham WIRG turun menjadi Rp164/saham sementara saham TFAS merosot menjadi Rp2.360/saham.
Selain emiten-emiten di atas, saham tekno yang masih memerah di antaranya adalah PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX), PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), hingga PT NFC Indonesia Tbk (NFCX). (Lihat tabel di bawah ini.)
Titik Terang Kebangkrutan SVB
Reboundnya saham-saham tekno sebagaimana yang telah disebutkan di atas seiring dengan kabar baik dari penyelesaian masalah kebangkrutan SVB.
Melansir Forbes pada Minggu (12/3), regulator federal akan melindungi semua simpanan di SVB, termasuk uang yang tak terhitung dalam tanggungan asuransi simpanan federal.
Lebih lanjut, Departemen Keuangan Federal Reserve dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) menjelaskan, pemegang rekening akan dapat mengakses semua simpanan mereka pada Senin (13/3).
Selain itu, FDIC tetap dapat menggunakan dananya untuk melindungi simpanan yang tidak diasuransikan jika Menteri Keuangan dan dua pertiga dewan FDIC dan Federal Reserve mengeluarkan pernyataan risiko sitemik terhadap sistem keuangan.
“Bank yang mendanai sistem asuransi simpanan akan membayar kerugian untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan di SVB dengan kategori penilaian khusus dari FDIC,” tulis Forbes.
Sementara, baik pemegang saham maupun pemegang hutang tanpa jaminan tidak akan mendapatkan perlindungan federal.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Janet Yellen telah menegaskan bila pemerintah federal tidak akan memberikan dana talangan atau bail out bagi SVB.
Dalam pernyataannya pada Minggu (12/3), Yellen mengatakan akan bekerja untuk membantu para deposan atau nasabah yang khawatir akan uang mereka.
Yellen, dalam wawancara di program “Face the Nation” di stasiun televisi CBS, memberikan sedikit rincian tentang langkah pemerintah selanjutnya.
Tetapi, ia menggarisbawahi bahwa situasinya jauh berbeda dengan krisis keuangan hampir 15 tahun lalu yang berujung pada bail out untuk melindungi industri perbankan.
“Kami tidak akan melakukan hal itu lagi. Tapi kami prihatin dengan para deposan, dan kami fokus untuk memenuhi kebutuhan mereka,” tegas Yellen dilansir melalui VOANews, Senin (13/3/2023).
Dengan guncangan di Wall Street pekan lalu, Yellen berupaya meyakinkan warga Amerika bahwa tidak akan ada efek domino setelah kebangkrutan Silicon Valley Bank itu.
“Sistem perbankan Amerika benar-benar aman dan dikapitalisasi dengan baik,” ujarnya seraya menegaskan “(sistem) ini tangguh!”
SVB Bangkrut hingga Imbas Bagi Sektor Tekno
Sebelumnya, regulator perbankan California menutup SVB pada Jumat (10/3) lalu. Kolapsnya SVB bermula dari kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS).
Suku bunga yang lebih tinggi menutup penggalangan dana publik melalui penawaran umum perdana (IPO) bagi banyak perusahaan start up. Di sisi lain, penggalangan dana dari swasta menjadi lebih mahal hingga beberapa klien SVB mulai menarik uang.
Terhambatnya pendanaan kepada perusahaan-perusahaan start up merupakan dampak dari kenaikan biaya pinjaman yang terus-menerus akibat sikap hawkish The Federal Reserve (The Fed) selama setahun terakhir serta kenaikan inflasi.
Informasi saja, SVB merupakan mitra perbankan untuk hampir setengah dari perusahaan teknologi dan perawatan kesehatan Sillicon Valley dan terdaftar di pasar saham pada tahun lalu.
Dengan demikian, adanya gejolak SVB turut meningkatkan kekhawatiran investor tentang risiko yang lebih luas di sektor tekno pada tahun ini.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.