MARKET NEWS

Toyota Jepang Kena Skandal Lagi, Begini Arah Pergerakan Harga Saham ASII

Rahmat Fiansyah 04/06/2024 11:03 WIB

Perusahaan raksasa otomotif asal Jepang, Toyota Motor kembali terjerat isu skandal sertifikasi keamanan

Toyota Jepang Kena Skandal Lagi, Begini Arah Pergerakan Harga Saham ASII. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Perusahaan raksasa otomotif asal Jepang, Toyota Motor kembali terjerat isu skandal sertifikasi keamanan. Toyota diduga memanipulasi atau memberikan laporan yang keliru soal sertifikasi keamanan kendaraan.

Dikutip dari Reuters, Selasa (4/6/2024), Kementerian Perhubungan Jepang telah memerintahkan Toyota untuk menghentikan ekspor untuk beberapa kendaraan yang dinilai bermasalah. Otoritas setempat akan melakukan inspeksi on-site di pabrik Toyota yang berlokasi di prefektur Aichi. Salah satu kendaraan yang terdampak yakni Yaris Cross.

Di dalam negeri, PT Astra International Tbk (ASII) selaku agen tunggal pemegang merek (ATPM) kendaraan Toyota menegaskan apa yang terjadi di Jepang tidak berdampak pada Toyota di Indonesia.

"Tidak (terdampak) karena modelnya berbeda. Hanya penamaannya yang sama. Produksinya juga berbeda," kata Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandi kepada MNC Portal Indonesia.

Sementara itu, harga saham ASII masih bertahan di zona hijau pada pukul 10.55 WIB. Harga saham perusahaan konglomerasi itu sempat turun ke zona merah sekitar pukul 09.00 WIB. Saat ini, harga sahamnya naik 30 poin atau 0,44% menjadi Rp4.530 per saham.

Kendati demikian, harga saham Astra tertekan dalam sejak awal tahun. Saat itu, harga saham ASII bertengger di kisaran Rp5.700 per saham, bahkan sempat mencapai level terendah di harga Rp4.290.

Juru Bicara Toyota menyebut, ada empat model kendaraan yang dipersoalkan otoritas perhubungan Jepang, yaitu Corolla Fielder, Corolla Axio, Yaris Cross, serta satu model lain yang sudah tak diproduksi (discontinue) di bawah merek Lexus. 

Tes keamanan kendaraan dilakukan pada kurun waktu 2014, 2015, dan 2020. Toyota menyatakan, isu tersebut masih terus diinvestigasi perseroan dan ditargetkan selesai pada akhir Juni 2024.

(RFI) 

SHARE