MARKET NEWS

TPIA Hengkang dari LQ45, Saham Prajogo Pangestu Ambles Berjamaah

TIM RISET IDX CHANNEL 26/01/2024 10:14 WIB

Saham-saham Prajogo anjlok pada Jumat (26/1/2024) seiring investor merespons negatif kabar dikeluarkannya PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dari indeks LQ45.

TPIA Hengkang dari LQ45, Saham Prajogo Pangestu Ambles Berjamaah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Saham-saham Prajogo anjlok pada Jumat (26/1/2024) seiring investor merespons negatif kabar dikeluarkannya PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dari indeks LQ45.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.05 WIB, saham TPIA anjlok 15,81 persen ke Rp4.660 per saham.

Sementara, pada 10.07 WIB, penurunan TPIA berkurang menjadi minus 4,25 persen.

Tersengat penurunan TPIA, saham emiten batu bara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) juga melorot, yakni sebesar 4,53 persen, emiten geotermal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terperosok 2,38 persen, induk BREN PT Barito Pacific Tbk (BRPT) minus 1,41 persen, dan PT Petrosea Tbk (PTRO) terdepresiasi 0,48 persen.

Dikeluarkannya TPIA dari indeks LQ45 mengejutkan pasar. Apalagi, salah satu nama penggantinya adalah saham yang memiliki kapitalisasi pasar (market cap) yang jauh lebih kecil, yakni emiten pengemasan makanan PT Mitra Pack Tbk (PTMP).

Market cap TPIA tercatat sebesar Rp429 triliun, sedangkan PTMP hanya Rp792,30 miliar.

Apalagi, TPIA sebelumnya disebut-sebut memiliki peluang masuk ke indeks yang kerap menjadi patokan investor institusional asing, yakni MSCI.

Dalam riset yang terbit pada 24 Januari 2024, analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan memproyeksi, anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) tersebut memiliki kans yang baik untuk menjadi penghuni indeks MSCI dalam rebalancing teranyar beberapa waktu ke depan.

Hal tersebut seiring TPIA memiliki kapitalisasi pasar (market cap) free float hingga USD1,7 miliar atau setara dengan Rp26,69 triliun dalam rerata 3 bulan terakhir.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan penghuni MSCI macam emiten tambang BUMN PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan emiten kertas Grup Sinarmas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang memiliki rerata market cap free float USD0,9 miliar (Rp14,13 triliun) dan USD1,3 miliar (Rp20,41 triliun).

“Perusahaan [TPIA] juga punya likuiditas saham yang sehat dengan 3M-ADTV [volume perdagangan harian rata-rata selama 3 bulan] sebesar Rp172,5 miliar, lebih tinggi dibandingkan rata-rata ANTM dan INKP sebesar Rp64,8 dan 61,7 miliar,” jelas Andreas Yordan, dikutip IDXChannel, Kamis (25/1). (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE