MARKET NEWS

TPIA Kantongi USD750 Juta untuk Akuisisi SPBU Esso, Intip Peluang dan Tantangannya

TIM RISET IDX CHANNEL 18/11/2025 07:35 WIB

PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) memperoleh pembiayaan khusus senilai USD750 juta dari perusahaan investasi global KKR.

TPIA Kantongi USD750 Juta untuk Akuisisi SPBU Esso, Intip Peluang dan Tantangannya. (Foto: Chandra Asri)

IDXChannel – PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) memperoleh pembiayaan khusus senilai USD750 juta dari perusahaan investasi global KKR untuk mendukung akuisisi jaringan stasiun pengisian bahan bakar bermerek Esso milik ExxonMobil di Singapura.

Pendanaan ini disalurkan melalui KKR Capital Markets dan diperkuat oleh platform kredit privat serta asuransi KKR.

Emiten besutan taipan Prajogo Pangestu tersebut tengah menjalankan transformasi strategis guna membangun ekosistem infrastruktur energi yang terhubung di Asia Tenggara. Akuisisi jaringan SPBU Esso menjadi langkah penting dalam memperluas bisnis hilir perusahaan.

Chief Financial Officer Chandra Asri Group, Andre Khor, mengatakan kemitraan dengan KKR mencerminkan kepercayaan kuat terhadap agenda transformasi perusahaan.

“Kemitraan strategis ini memungkinkan kami untuk mengejar tujuan pertumbuhan dengan disiplin keuangan yang prudent, sekaligus terus menghadirkan solusi energi yang andal dan berkelanjutan di seluruh kawasan,” katanya dalam siaran pers, Senin (17/11/2025).

Managing Director dan Head of Asia Private Credit KKR, SJ Lim, menambahkan bahwa pembiayaan tersebut selaras dengan fokus KKR dalam menyediakan solusi pendanaan yang disesuaikan bagi perusahaan-perusahaan terkemuka di kawasan.

Sejak 2019, KKR telah menyalurkan lebih dari USD8 miliar untuk sekitar 60 investasi kredit di bawah strategi Kredit Asia Pasifik, dengan total transaksi melampaui USD21 miliar.

Prospek

BRI Danareksa Sekuritas menilai akuisisi jaringan SPBU Esso dapat memperkuat prospek pendapatan Chandra Asri Group melalui diversifikasi bisnis. Analis sekuritas tersebut menekankan bahwa investor melihat langkah ini sebagai sinyal positif.

“Akuisisi ini membuka peluang diversifikasi pendapatan bagi TPIA. Dukungan investor menunjukkan keyakinan terhadap strategi ekspansi mereka. Namun, pembiayaan besar tetap membawa risiko utang dan ketidakpastian,” kata BRI Danareksa, Senin (17/11).

Panin Sekuritas dalam riset yang diterbitkan pada 31 Oktober 2025 mempertahankan rekomendasi hold untuk TPIA. Analis menilai kinerja operasional emiten petrokimia ini belum membaik, meski laba bersih tercatat positif berkat kontribusi pendapatan nonoperasional.

Panin Sekuritas mencatat TPIA membukukan pendapatan USD2,2 miliar per kuartal III-2025 (3Q25), turun 4,5 persen secara kuartalan (QoQ), namun melonjak 500 persen secara tahunan (YoY) karena konsolidasi Aster Chemical and Energy Ltd sejak kuartal II-2025 (2Q25). Secara kumulatif, pendapatan hingga sembilan bulan di 2025 (9M25) mencapai USD5,1 miliar, naik 314 persen YoY.

Dari sisi segmen, penjualan ekspor kimia turun tajam menjadi USD484 juta atau merosot 41 persen QoQ. Analis Panin menilai penurunan ini dipicu pelemahan permintaan dari pasar utama seperti China yang masih tertekan oversupply dan lemahnya aktivitas ekonomi. Sebaliknya, segmen kilang yang menyumbang 57 persen pendapatan justru tampil solid dengan kenaikan 15 persen QoQ.

Namun, beban biaya yang mencapai USD2,3 miliar dan biaya operasional USD46 juta membuat TPIA kembali mencatat kerugian operasional sebesar USD171 juta pada 3Q25, lebih dalam dibanding kuartal sebelumnya. Akibat tekanan struktural di industri petrokimia, EBITDA kumulatif 9M25 masih berada di wilayah negatif, yakni –USD187 juta.

Meski demikian, laba bersih 3Q25 justru positif USD37 juta, meski jauh lebih kecil dibanding 2Q25 yang mencapai USD1,3 miliar. Panin Sekuritas menilai perolehan ini bukan berasal dari perbaikan operasional, melainkan peningkatan pendapatan keuangan dan investasi.

Secara kumulatif, laba bersih 9M25 tercatat USD1,3 miliar, berbalik dari rugi USD59 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Panin Sekuritas juga menyoroti langkah TPIA yang tengah menuntaskan akuisisi jaringan SPBU ExxonMobil di Singapura senilai sekitar USD1 miliar, sebagai strategi memperluas portofolio bisnis energi hilir sekaligus mengintegrasikan pasokan dari kilang hingga ritel.

“Kami juga mencermati bahwa perseroan tengah memperkuat portofolio bisnis nya (energi, kimia dan infrastruktur) dari hulu ke hilir dengan aktif ekspansi dan akuisisi dalam 2 tahun terakhir, di mana kami perkirakan aksi korporasi ini potensi berlanjut,” demikian kata Panin.

Progres pembangunan pabrik CA-EDC yang bergerak di bisnis hilir telah mencapai 33 persen, dan ditargetkan beroperasi pada 2027.

Kendati demikian, Panin Sekuritas mengingatkan bahwa posisi net debt TPIA sebesar USD1,5 miliar pada 9M25 menjadi risiko tersendiri, terutama di tengah profitabilitas operasional yang belum pulih.

Pergerakan Saham

Saham TPIA menguat tipis 1,43 persen ke Rp7.100 per unit pada Senin (17/11/2025) setelah beberapa hari bergerak mendatar di area support penting. Kenaikan tipis ini memberi sinyal bahwa tekanan jual mulai mereda setelah koreksi panjang sejak tengah tahun.

Selama hampir lima bulan, TPIA berada dalam tekanan jual yang menahan setiap percobaan kenaikan. Sejumlah indikator teknikal seperti break of structure (BOS) dan change of character (ChoCH) menunjukkan bahwa seller masih dominan.

Namun, saat ini, saham TPIA bertahan cukup kuat di zona permintaan yang terbentuk di rentang Rp6.800-Rp7.000.

Meski demikian, di sisi atas, terdapat beberapa area supply besar yang berpotensi menghambat laju kenaikan. Resistance pertama muncul di kisaran Rp8.200-Rp8.500, disusul area yang lebih berat di Rp9.500-Rp10.000, dan akhirnya zona supply utama di dekat Rp11.000.

Jika TPIA mampu menembus resistance terdekat, peluang pembalikan tren (reversal) pada jangka menengah mulai menguat.

Namun, jika tekanan jual kembali memuncak dan harga menembus bawah Rp6.800, saham ini berisiko turun ke level yang lebih rendah, termasuk area psikologis Rp6.500-6.000 dan bahkan Rp4.900. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE