MARKET NEWS

Transaksi Bursa Karbon Masih Stagnan, Ini Jurus OJK

Yulistyo Pratomo 08/06/2024 12:05 WIB

Sejak diluncurkan pada 26 September 2023 lalu, nilai transaksi bursa karbon masih stagnan.

Transaksi Bursa Karbon Masih Stagnan, Ini Jurus OJK (Foto: IDX Channel/ Momo)

IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sukses mendorong perdagangan bursa karbon untuk pertama kalinya di Indonesia. Sayangnya, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 lalu, nilai transaksinya masih stagnan.

"Pada bursa karbon kita berhasil mewujudkan adanya bursa karbon di Indonesia, namun perkembangannya masih relatif stabil, dan belum meningkat secara menggembirakan," kata Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal, Antonius Hari PM, pada pertemuan dengan Redaktur Media Massa di Batam, Sabtu (8/6/2024).

Menurut dia, keberadaan bursa karbon ini bisa berdiri sendiri. Namun untuk mendorong tingkat transaksinya berada di luar jangkauan OJK.

Antonius menambahkan, sampai dengan 5 Juni 2024, angka perdagangan karbon sudah mencapai 650 ribu ton setara CO2, dengan nilai transaksi mencapai 36,78 miliar.

Oleh sebab itu, OJK merasa perlu adanya kerja sama antar instansi, baik kementerian dan industri perdagangan agar perusahaan-perusahaan yang memproduksi karbon bisa melakukan pembelian melalui bursa karbon.

"Ini potensinya sangat tinggi, namun butuh kerja sama kementerian terkait, di mana sangat diperlukan untuk pertumbuhannya," harap Antonius.

Sementara itu, pada catatan bursa efek Indonesia total frekuensi perdagangan bursa karbon sendiri mengalami kenaikan sebanyak 18 kali, naik dibandingkan pada April 2024 lalu yang hanya 4 kali saja.

Sedangkan jumlah karbon yang diperdagangkan sendiri pada Mei 2024 mencapai 36.363 ton setara CO2. Angka tersebut naik dari April 2024 lalu yang jumlahnya sebesar 108 ton setara CO2.

Sementara itu nilai perdagangannya meningkat dengan nilai Rp1,46 miliar pada Mei 2024. Cukup tinggi jika dibandingkan April 2024 lalu yang hanya sebsar Rp6,35 juta.

(DES)

SHARE