Tren Buyback 2025, Respons Kolektif Emiten Hadapi Gejolak Pasar
Pasar modal Indonesia mencatatkan gelombang pembelian kembali atau buyback saham oleh puluhan emiten sepanjang 2025.
IDXChannel - Pasar modal Indonesia mencatatkan gelombang pembelian kembali atau buyback saham oleh puluhan emiten sepanjang 2025 sebagai respons dalam menghadapi fluktuasi tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Fenomena tersebut berlangsung setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan kebijakan baru pada 19 Maret 2025, yang memungkinkan emiten melakukan buyback saham tanpa persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Kebijakan ini memberikan fleksibilitas lebih bagi perseroan untuk segera mengeksekusi buyback sebagai instrumen stabilisasi harga saham selama kondisi pasar bergejolak signifikan.
Sebagian aksi buyback masih berjalan atau baru diumumkan. Menurut data OJK, sebanyak 43 emiten berencana melakukan buyback tanpa RUPS pada 2025 dengan estimasi total alokasi dana mencapai Rp22,54 triliun.
Dari jumlah tersebut, 35 emiten telah melaksanakan buyback dengan nilai realisasi mencapai sekitar Rp3,38 triliun per akhir Juni 2025.
Adapun PT Bank Central Asia Tbk atau BCA (BBCA) tercatat sebagai emiten perbankan dengan alokasi buyback tanpa RUPS terbesar yakni Rp5 triliun.
Disusul PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) besutan taipan Prajogo Pangestu yang masing-masing mengalokasikan Rp2 triliun.
Lalu PT Astra International Tbk (ASII) beserta anak usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR) juga ikut dalam trend buyback dengan nilai masing-masing Rp2 triliun.
Sementara itu, emiten dengan alokasi terkecil antara lain PT Colorpak Indonesia Tbk (CLPI) dan PT Ecocare Indo Pasifik Tbk (HYGN), yang masing-masing hanya menganggarkan Rp5 miliar untuk aksi ini.
Berikut daftar emiten dengan buyback tanpa RUPS terbesar sepanjang 2025:
1. PT Bank Central Asia Tbk atau BCA (BBCA)
BBCA menyiapkan dana maksimal Rp5 triliun untuk mengeksekusi rencana pembelian kembali saham di harga pelaksanaan Rp9.200 per saham. BCA akan menyerap saham publik mulai 22 Oktober 2025 hingga 19 Januari 2026.
2. PT Astra International Tbk (ASII)
Raksasa konglomerasi ini mengumumkan program buyback senilai sekitar Rp2 triliun untuk periode 3 November 2025 hingga 30 Januari 2026, dengan harga pembelian yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan.
3. PT United Tractors Tbk (UNTR)
Anak usaha Astra ini berencana buyback dengan nilai maksimal Rp2 triliun mulai 31 Oktober 2025 hingga 30 Januari 2026 pada harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan.
4. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)
BREN mengalokasikan dana buyback Rp2 triliun untuk membeli kembali sebanyak-banyaknya 0,2 persen dari total saham yang telah dikeluarkan perseroan. Aksi tersebut berlangsung pada 24 Maret-23 Juni 2025.
5. PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)
TPIA melaksanakan pembelian kembali saham dengan alokasi dana Rp2 triliun pada 24 Maret-23 Juni 2025. Perseroan menetapkan harga buyback maksimal Rp10.000 per saham.
6. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
Alfamart melakukan pembelian kembali saham dengan nilai maksimum Rp1,5 triliun. Perseroan akan buyback hingga 650 juta saham pada periode 8 Desember 2025 sampai dengan 6 Maret 2026.
7. PT Darma Henwa Tbk (DEWA)
Emiten Grup Bakrie ini mengalokasikan dana buyback Rp950 miliar dari rencana sebelumnya Rp1,7 triliun. Buyback dilaksanakan pada periode 19 November 2025 hingga 19 Februari 2026 dengan harga yang dianggap baik dan wajar oleh perseroan.
8. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
MedcoEnergi mengumumkan pembelian kembali saham dengan dana USD50 juta atau setara Rp815 miliar (kurs Rp16.300 per USD). Jumlah saham yang akan dibeli diperkirakan maksimal 407 juta saham.
9. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)
Bukalapak buyback Rp420,8 miliar untuk meneruskan program sebelumnya dengan total dana Rp1,3 triliun berdasarkan pengumuman 3 Juli 2025. Pelaksanaan buyback terhitung sejak 24 Oktober 2025 hingga 23 Januari 2026.
10. PT Harum Energy Tbk (HRUM)
HRUM berencana membeli kembali hingga 751.793.346 saham atau setara 5,56 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Perseroan menyiapkan dana maksimal Rp837 miliar untuk melaksanakan buyback pada 6 Oktober 2025 hingga 2 Januari 2026.
(DESI ANGRIANI)