Tren Harga Komoditas Sepekan: Minyak, Batu Bara, dan CPO Perkasa
Sejumlah komoditas mengalami fluktuasi harga bervariasi dalam perdagangan sepekan, 28 Agustus-1 September 2023.
IDXChannel - Sejumlah komoditas mengalami fluktuasi harga bervariasi dalam perdagangan sepekan, 28 Agustus-1 September 2023.
Beberapa harga komoditas bergerak tersengat sejumlah sentimen makro pada pekan ini imbas pemangkasan lanjutan minyak sinyal hawkish The Fed dari pertemuan risalah Juli.
Minyak
Harga minyak stabil di level tertinggi tiga minggu pada perdagangan Asia, Jumat (1/9/2023). Sentimen harga minyak karena prospek berkurangnya pasokan, yang berasal dari pengurangan produksi Saudi dan Rusia yang mengimbangi kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Minyak berjangka Brent stabil di level USD86,99 per barel menguat 0,18 persen pagi ini, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) di level USD83,76 per barel, naik 0,16 persen pada Jumat (1/9/2023) pukul 10.22 WIB.
Kedua kontrak minyak berjangka tersebut naik antara 2,9 persen hingga 5 persen pada minggu ini. Secara khusus, WTI mendapat manfaat dari prospek pasokan AS yang lebih ketat.
Data minggu ini menunjukkan penurunan persediaan minyak AS yang jauh lebih besar dari perkiraan sebelum akhir pekan Hari Buruh, yang menandai puncak permintaan musim panas AS.
Di AS, data terbaru menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah anjlok 10,6 juta barel pada pekan lalu, jauh melebihi perkiraan penurunan 3,3 juta barel.
Investor juga tetap berhati-hati terhadap tanda-tanda melambatnya permintaan. Sebab, data aktivitas bisnis yang lemah di negara-negara besar mengaburkan prospek tersebut.
Emas
Emas menguat di atas USD19,40 per troy ons pada Jumat dan diperkirakan akan menguat untuk minggu kedua berturut-turut. Didukung oleh meningkatnya ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi.
Selain itu, melemahnya dolar AS dan imbal hasil Treasury juga meningkatkan daya tarik aset safe-haven.
Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan, pengangguran AS meningkat di atas perkiraan, sementara pertumbuhan upah melambat lebih dari perkiraan pada bulan Agustus.
Sebelumnya, lemahnya pertumbuhan PDB kuartal kedua dan kenaikan moderat pada harga PCE inti AS mendukung pertaruhan penghentian kampanye pengetatan suku bunga.
Di sisi lain, angka CPI untuk Zona Euro menambah ketidakpastian mengenai keputusan suku bunga Bank Sentral Eropa pada bulan September.
Batu Bara
Harga batu bara Newcastle berjangka naik hingga hampir USD150 per ton, yang tertinggi dalam hampir tiga bulan terakhir, didorong oleh meningkatnya permintaan dari China dan kenaikan harga gas alam akibat kemungkinan pemogokan di fasilitas LNG Australia.
Impor batu bara China melonjak 67 persen yoy di bulan Juli dan naik 86 persen sejak awal tahun ini karena meningkatnya permintaan listrik termal di tengah kekurangan pembangkit listrik tenaga air.
Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa permintaan batu bara China untuk musim panas tampaknya telah mencapai puncaknya. Sebab, suhu biasanya mulai menurun mulai pertengahan Agustus.
Meskipun demikian, terdapat potensi peningkatan permintaan dari sektor industri dalam beberapa bulan mendatang, didorong oleh komitmen Beijing untuk menerapkan kebijakan stimulus tambahan untuk mendukung perekonomian.
Sementara itu, rata-rata produksi batu bara harian China turun ke level terendah dalam sembilan bulan karena peningkatan inspeksi keselamatan dan penutupan sementara tambang batu bara menyusul dua kecelakaan fatal di pusat batu bara utama Shanxi pada bulan Juli.
CPO
Harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) kembali perkasa tiga hari berturut-turut. Minyak sawit berjangka Malaysia naik hampir 1 persen lebih dari 4.050 ringgit Malaysia per ton.
Per Jumat (1/9/2023) level tertinggi harga CPO hari ini berada di kisaran 4.068 ringgit Malaysia dan berusaha mendekati level psikologis 4.100 ringgit Malaysia.
Kenaikan ini mendekati level tertinggi yang sebelumnya dicapai pada tanggal 26 Juli sebesar 4.060 ringgit Malaysia.
Meroketnya harga CPO tersengat sentimen meningkatnya kekhawatiran El Nino dalam beberapa bulan mendatang.
Sementara itu, permintaan dari India menguat menjelang musim perayaan keagamaan.
Sementara, sepanjang semester I 2023, harga CPO bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah. Food and Agriculture Organization (FAO) mencatat, harga minyak sawit melemah karena dipengaruhi permintaan yang rendah.
"Harga minyak sawit internasional turun pada Juni 2023, mencerminkan prospek hasil produksi yang tinggi dari negara-negara produsen utama, sementara permintaan impor global masih lemah," kata FAO dalam laporan Food Price Index awal Juli 2023.
(YNA)