UNTR Rampungkan Akuisisi Saham Nickel Industries Limited Rp9,3 Triliun
UNTR melalui anak usahanya, PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), menyelesaikan transaksi akuisisi saham Nickel Industries Limited (NIC) sebanyak 857 juta lembar.
IDXChannel - PT United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usahanya yakni, PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), menyelesaikan transaksi akuisisi Nickel Industries Limited (NIC) sebanyak 857 juta saham biasa baru.
Adapun, total nilai transaksi yang dilakukan sebesar 942,7 juta Dolar Australia atau setara Rp9,30 triliun.
“Aksi strategis perseroan dalam pengambilan 19,99% kepemilikan saham di NIC merupakan salah satu langkah penting dalam diversifikasi dan ekspansi bisnis di industri mineral,” kata Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis dalam keterangan resminya, Jumat (22/9/2023).
Sebagai informasi, NIC merupakan perusahaan terkemuka di bidang pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi, dengan aset utama yang berlokasi di dalam atau dekat dengan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi dan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera.
NIC memiliki 80% saham di PT Hengjaya Mineralindo (perusahaan tambang nikel) yang merupakan salah satu pemasok terbesar bijih limonit dan saprolit high-grade ke IMIP. Selain itu, NIC memiliki saham mayoritas dan mengoperasikan sebanyak 12 lines Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
Berdasarkan Half Year 2023 Reports yang di disampaikan oleh NIC, sepanjang semester pertama tahun 2023, NIC telah memproduksi sebanyak 59.957 ton logam nikel yang terdiri dari 49.792 ton Nickel Pig Iron (NPI) dan 10.165 ton Nickel Matte dari fasilitas smelter yang dimiliki dan telah menambang sebanyak 5,2 juta wet metric tons (wmt) bijih nikel, yang terdiri dari 1,4 juta wmt bijih saprolit dan sebanyak 3,8 juta wmt bijih limonit dari tambang nikel Hengjaya.
Sebelumnya, UNTR berkomitmen untuk mengurangi kontribusi bisnis batu bara terhadap kinerja perseroan. Saat ini, 70% dari pendapatan perseroan masih berasal dari lini bisnis batu bara.
UNTR pun optimistis kontribusi segmen bisnis non batu bara dapat mencapai 50%, sejalan dengan target nol emisi karbon di 2030 yang dicanangkan pemerintah. Kontribusi bisnis non batu bara perseroan diyakini akan terus meningkat seiring dengan selesainya transaksi sejumlah inisiatif bisnis non batu bara yang dijajaki.
“Kami masih punya waktu sampai 2030 untuk mencapai porsi tersebut. Artinya, bisnis yang bukan batu bara harus digenjot naik,” kata Sara.
Adapun, UNTR membukukan laba bersih sebesar Rp11,21 triliun di semester I 2023. Angka itu naik 8,30% dari periode yang sama tahun 2022 lalu yang sebesar Rp10,35 triliun.
Sejalan dengan laba bersih, pendapatan UNTR juga naik 13,61% menjadi Rp68,76 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp60,44 triliun.
(FRI)