MARKET NEWS

Usai Akuisisi 30 Persen Saham ProSTEM, Ini Strategi Prodia (PRDA) Selanjutnya

Dinar Fitra Maghiszha 15/07/2025 18:08 WIB

PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menyiapkan strategi jangka panjang setelah mengakuisisi 30 persen saham PT Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM).

Usai Akuisisi 30 Persen Saham ProSTEM, Ini Strategi Prodia (PRDA) Selanjutnya. (Foto Istimewa)

IDXChannel — PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menyiapkan strategi jangka panjang setelah mengakuisisi 30 persen saham PT Prodia StemCell Indonesia (ProSTEM) pada akhir Juni 2025.

Direktur Utama PRDA Dewi Muliaty mengatakan, aksi korporasi ini bertujuan memperkuat ekspansi Prodia di sektor terapi regeneratif.

Melalui sinergi dengan ProSTEM, perusahaan bakal melakukan integrasi layanan terapi sel punca secara konsinyasi di jaringan klinik Prodia.

“Perusahaan juga melakukan riset bersama di bidang terapi presisi, serta edukasi publik melalui webinar dan forum ilmiah,” kata Dewi di Jakarta, Senin (14/7/2025).

Lebih lanjut, kata dia, Prodia juga akan menerapkan terapi regeneratif bertahap di beberapa pusat layanan seperti Prodia Health Care (PHC), Prodia Women’s Health Centre (PWHC), dan Prodia Senior Health Centre (PSHC).

“Strategi ini akan memperluas jangkauan layanan klinis kami, khususnya untuk terapi penyakit degeneratif, autoimun, dan kronis,” katanya.

Direktur Keuangan PRDA Liana Kuswandi menambahkan, di bidang riset, Prodia dan ProSTEM akan mengembangkan biomarker serta pengujian genetik guna mendukung pengobatan berbasis stem cell.

“Data diagnostik milik Prodia juga akan diintegrasikan untuk memperkuat validasi klinis dalam terapi regeneratif,” kata dia.

Selain itu, kedua pihak sepakat menggelar kampanye edukasi dan berbagai kegiatan ilmiah guna meningkatkan literasi masyarakat dan tenaga medis terhadap terapi sel punca.

“Agenda ini dijalankan melalui webinar, workshop, dan kongres berskala nasional maupun internasional,” ujarnya.

Strategi pemasaran bersama juga disiapkan, termasuk aktivasi promosi layanan regeneratif lewat kanal digital dan media kesehatan.

Aspek regulasi dan mutu pun menjadi perhatian, dengan rencana harmonisasi perizinan dan kepatuhan terhadap standar BPOM, cGMP, ISO, AABB, dan FACT-NetCord.

“Ke depan, Prodia dan ProSTEM menargetkan ekspansi ke kawasan Asia Tenggara, dengan menjadikan ProSTEM sebagai pusat rujukan terapi regeneratif berbasis teknologi dari Indonesia,” katanya.

(Dhera Arizona)

SHARE