Usai Diam Ditempat, Rupiah Hari Ini Tertekan Lagi
Usai bergerak stagnan, kini mata uang rupiah hari ini di pasar spot mengalami penurunan atas dolar Amerika Serikat (AS), Selasa (22/2/2022) pagi.
IDXChannel - Usai bergerak stagnan, kini mata uang rupiah hari ini di pasar spot mengalami penurunan atas dolar Amerika Serikat (AS), Selasa (22/2/2022) pagi. Sampai dengan pukul 09:13 WIB, mata uang Garuda terkoreksi -39 poin atau -0,27% di Rp14.366 per USD1.
Pasar uang di kawasan Asia Pasifik sebagian besar bergerak melemah atas dolar AS, seperti Dolar Hong Kong terpuruk -0,01% di 7,8020, Won Korea Selatan turun -0,05% di 1.195,24, dan Ringgit Malaysia tertekan -0,20% di 4,1865.
Peso Filipina longsor -0,12% di 51,460, Dolar Taiwan terjatuh -0,11% di 27,867, Baht Thailand merosot -0,28% di 32,370, Dolar Singapura turun -0,13% di 1,3474, dan Yuan China koreksi -0,07% di 6,3396. Sementara itu Yen Jepang naik 0,04% di 114,69 dan Dolar Australia menguat 0,11% di 0,7198,
Indeks dolar memulai pagi ini dengan kenaikan tipis 0,07% di 96,14. Adapun dari sekian mata uang lain, yen Jepang mencapai level tertingginya hampir tiga minggu terakhir, sementara euro dan kurs berisiko lain jatuh menyusul lanjutan konflik di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina.
Seperti diketahui, Rusia memerintahkan pasukannya untuk beranjak ke wilayah yang telah memisahkan diri dari Ukraina Timur, dan berada di ambang perang.
"Ini sangat terkendali ... tetapi dalam situasi (konflik) ini menjadi risiko pendorongnya," kata Analis valuta asing NAB, Ray Attrill, dilansir Reueters, Selasa (22/2/2022).
Pada Senin lalu (21/2), Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai wilayah merdeka. Dirinya memerintahkan tentara Rusia untuk meluncurkan apa yang disebut Moskow sebagai operasi penjaga perdamaian ke wilayah tersebut.
Masih belum jelas apakah tindakan tersebut merupakan awal dari invasi Rusia ke Ukraina yang telah diperingatkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya selama berminggu-minggu, tetapi Barat telah mulai merespons dengan menyiapkan sanksi.
Merespons konflik dalam negeri, Rubel Rusia merosot lebih dari -3% terhadap dolar pada Senin lalu (21/2) dan memperpanjang penurunannya pada hari ini Selasa (22/2), menuju level terendah selama 15 bulan terakhir di 80,3930 terhadap dolar. Sementara mata uang Ukraina turun lebih dari 1% pada hari Senin. (TYO)